30 November 2011

Penatalaksanaan Stoke Emboli Luxurious Bleeding dengan Recent IMA Antero-septal

Lima Peni, Bambang Herwanto

LinkStroke adalah gejala/defisit neurologis yang timbul mendadak akibat terganggunya aliran darah ke otak oleh karena oklusi pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah intrakranial. Stroke merupakan penyebab kematian ke-3 didunia . Sekitar 80% stroke terjadi akibat iskemia cerebral dan 20% akibat perdarahan cerebral. Sebanyak 20 % dari iskemia cerebral merupakan stroke embolik dan 65% diantaranya berkembang mengalami transformasi perdarahan yang disebut embolic stroke luxurious bleeding (Thygesen, 2007; Caplan, 2009). Infark Miokard Akut (IMA) adalah kematian sel-sel miokardium karena iskemia miokardium yang berkepanjangan. IMA merupakan penyebab utama kematian di dunia. Sebesar 450.000 orang di USA dilaporkan meninggal karena IMA setiap tahunnya (Sansing, 2008). Pemakaian antiplatelet pada penderita stroke emboli transformasi perdarahan/luxurious bleeding dan IMA belum banyak diteliti, tetapi pada saat ini beberapa penelitian penggunaan obat antiplatelet pada stroke perdarahan telah dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap perluasan perdarahan dan rekurensi ICH (AHA, 2009).

Lihat disini

27 November 2011

White-Coat Hypertension dan Ambulatory Blood Pressure Monitoring

Lima Peni, Budi.S.Pikir

White-coat hipertensi adalah suatu fenomena dimana pasien mempunyai tekanan darah yang meningkat pada saat di klinik tetapi normal pada saat diukur di luar klinik, seperti di rumah atau di tempat kerja. Angka morbiditas dan mortalitas pasien white-coat hipertensi lebih rendah dibandingkan pasien dengan sustained hipertensi , tetapi lebih tinggi dibandingkan mereka dengan normotensi. Pada 15% sampai 20% orang-orang dengan hipertensi stage 1, tekanan darah dapat meningkat pada saat diukur di klinik kesehatan, tetapi normal bila diukur di luar klinik, seperti rumah atau di tempat kerja.
Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM) merupakan pemeriksaan menggunakan suatu alat yang dipakai oleh pasien untuk mengukur tekanan darah selama 24 sampai 48 jam secara ambulatory, dan telah divalidasi oleh standart internasional British Hypertension Society (BHS) atau American Association for the Advancement of Medical Instrumentasion . Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mengevaluasi adanya variasi tekanan darah pasien dengan white - coat hipertensi.

Lihat disini

17 November 2011

IMPLANTABLE CARDIOVERTER-DEFIBRILLATOR

Jordan Bakhriansyah, Budi Baktijasa

Despite advances in medical system and in techniques of resuscitation, sudden death from cardiac arrest remains a major public health problem. ICDs were originally developed to prevent sudden cardiac death in patients who have experienced life-threathening vebtricular arrhythmias such as VT or VF. ICDs has evolved from short-lived nonprogrammable device requiring a thoracotomy for lead insertion into a multiprogrammable antiarrhytmia device implanted almost exclusively without thoracotomy, capable of treating bradycardia, VT, VF, and atrial tachycardia. Nowadays the ICD evolved from a therapy of last resort for patients with recurrent cardiac arrest to a management standard for use in primary prevention and secondary prevention of potentially fatal arrhytmias in patients with coronary heart disease.

Lihat disini

16 November 2011

Prosthesis-patient mismatch: definisi, dampak klinis, dan pencegahan

Nurwahyudi, Achmad Lefi

Prosthesis-Patients Mismatch (PPM) pertama kali dijelaskan pada tahun 1978 oleh Rahimtoola. PPM timbul apabila effective orifice Area/ EOA terlalu kecil jika dikaitkan dengan luas permukaan tubuh pasien/Body Surface Area (BSA). Dampak hemodinamik yang utama dari PPM adalah timbulnya gradien tekanan transvalvular yang tinggi pada katup yang berfungsi normal.

Beberapa studi menunjukkan bahwa adanya PPM mempengaruhi survival jangka pendek dan jangka panjang. Lebih lanjut dilaporkan bahwa PPM pada katup Aorta dapat menyebabkan kegagalan pemulihan fungsi sistolik ventrikel kiri dan regresi dari massa ventrikel kiri. Sehingga terjadi hipertrofi ventrikel kiri persisten yang merupakan penyebab dari gagal jantung diastolik. Sedangkan PPM pada katup Mitral memiliki konsekuensi yang sama dengan residual mitral stenosis yaitu timbulnya gradien tekanan mitral yang tinggi, peningkatan tekanan di Atrium kiri dan arteri pulmonalis. Hipertensi arteri pulmonalis akan menyebabkan gagal jantung kanan dan tingginya tekanan di atrium kiri merupakan predisposisi timbulnya fibrilasi atrial. Tetapi banyak variabel yang mempengaruhi keluaran klinis pasca operasi sehingga sulit untuk menentukan performance hemodinamik dari katup pengganti. Dengan metode yang tepat PPM dapat diprediksi dan dicegah menggunakan strategi yang sederhana pada saat operasi.

Lihat disini

10 November 2011

PENGUKURAN FILLING PRESSURE PADA ECHOCARDIOGRAFI

Rosi Amrilla, Achmad Lefi

Fungsi pompa dan kontraktilitas miokard dapat dinilai saat mengevaluasi fungsi sistolik ventrikel kiri. Fraksi ejeksi yang diambil dari left ventriculography secara rutin digunakan sebagai petunjuk fungsi pompa. Relaksasi aktif dari miokard ventrikel kiri selama early diastole dan LV passive filling atau compliance selama mid diastole-late diastole merupakan faktor penting dalam mengevaluasi fungsi diastolik ventrikel kiri.

Beberapa alasan mengapa fungsi diastolik menjadi penting : (1) 30-40% penderita congestive heart failure memiliki fungsi pompa ventrikel kiri normal (2) pola transmitral flow velocity menggunakan metode pulsed doppler, sebagai evaluasi non invasif fungsi diastolik ventrikel kiri (3) pada penderita dengan gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri, pseudonormal atau restriktif filling memiliki prognosis buruk. Tissue Doppler Imaging (TDI) digunakan secara klinis untuk mengevaluasi myocardial motion velocity secara kuantitatif dan beberapa studi melaporkan pentingnya TDI sebagai perbandingan parameter sistolik dan diastolik.


Lihat disini

02 November 2011

PENATALAKSANAAN HIPERURISEMIA DAN GOUT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG

Harida Andinisar, R.P. Soeharsohadi

Hubungan kadar asam urat dan penyakit kardiovaskuler telah diteliti sejak awal abad 19. Penelitian epidemiologi menunjukkan adanya hubungan antara kadar serum asam urat dengan sejumlah kondisi penyakit kardiovaskuler antara lain hipertensi, sindroma metabolik, penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskuler, demensia vaskuler, preeclampsia dan penyakit ginjal. Studi LIFE (Losartan Intervention for Endpoint Reduction) menunjukkan peran asam urat terhadap terjadinya penyakit kardiovaskuler, sedangkan studi yang dilakukan pada 5.926 subyek yang diamati selama 16 tahun menunjukkan hubungan yang signifikan antara peningkatan kadar asam urat dan angka mortalitas penyakit kardiovaskuler (Alderman, 2004; Feig, 2008).

Pasien gagal jantung kronis seringkali juga menderita hiperurisemia. Pada pasien ini, pengelolaan gout menjadi suatu masalah khusus. Diuretika yang selalu dipakai untuk pengobatan retensi cairan dalam tubuh, berpotensi meningkatkan kadar asam urat. Pengobatan gout pada pasien gagal jantung menjadi sulit oleh karena obat anti inflamasi non steroid dan steroid harus dihindari. Perlu diperhatikan juga interaksi pengobatan hiperurisemia dengan pengobatan yang dipakai sebagai terapi gagal jantung (Spieker, 2002). Tinjauan kepustakaan ini membahas mengenai terapi hiperurisemia dan gout pada pasien yang menderita gagal jantung.

Lihat disini

01 November 2011

DIRECT THROMBIN INHIBITOR

Lima Peni, Yudi Her Oktaviono

Saat ini penyakit kardiovaskuler masih merupakan penyebab kematian terbanyak di negara maju dan juga di negara berkembang hingga tahun 2020. Penggunaan antikoagulan telah terbukti untuk menurunkan komplikasi thromboemboli pada penderita dengan penyakit kardiovaskuler. Heparin dan warfarin merupakan antikoagulan yang selama ini telah banyak digunakan. Tetapi kedua antikoagulan tersebut mempunyai keterbatasan antara lain therapeutic window yang sempit untuk mendapatkan efek terapi yang adekuat tanpa menimbulkan resiko perdarahan dan mempunyai variasi dosis yang tinggi diantara individu. Limitasi heparin yang lain adalah menimbulkan Heparin-induced thrombocytopenia (HIT) yaitu timbulnya trombositopenia yang terjadi akibat pemakaian unfractioned heparin atau Low Molekul Weight Heparin ( LMWH ).


Lihat disini

Media Edukasi dan Silaturahmi Alumni & PPDS Kardiologi Unair

Non Scholae Sad Vitae

Google
WWW Blog ini