14 Juni 2012

Nilai Prognostik Heart Rate saat Treadmill Exercise Test


Siti Irma Mashitah, Dyah Prijatini Arifin
Exercise test merupakan salah satu prosedur non-invasif yang sering dilakukan dalam bidang kardiologi, sifatnya aman, mudah dilakukan dan relatif tidak mahal. Prosedur ini berfungsi sebagai alat diagnostik ataupun prognostik penyakit kardiovaskular terutama untuk menilai pasien-pasien dengan dugaan atau diketahui menderita penyakit arteri koroner. Melalui exercise diharapkan aliran darah koroner meningkat untuk memenuhi kebutuhan metabolik miokard yang lebih tinggi saat itu dan apabila terjadi gangguan aliran darah koroner maka akan terjadi perubahan gambaran elektrokardiografi (EKG). Salah satu jenis alat yang sering dipakai untuk exercise test adalah treadmill, sehingga exercise test sering disebut juga treadmill exercise test (TET). 
Intepretasi hasil TET utamanya berdasarkan pada perubahan segment ST, angina yang dipicu exercise, dan kapasitas exercise. Sedangkan adanya kenaikan heart rate (HR) saat dilakukan test, dipertimbangkan sebagai pengukuran tambahan untuk kecukupan tes ini. Jadi jika pasien dapat mencapai 85% HR maksimum berdasarkan umur maka tes dianggap memadai untuk mendeteksi iskemia miokard. Target HR yang gagal tercapai menyebabkan tes dinilai sebagai “nondiagnostik” atau “submaksimal” dan bukan dinilai sebagai hasil yang abnormal. Target HR kadang juga dipakai sebagai alasan untuk menghentikan tes tanpa menunggu pasien mengalami kelelahan fisik terlebih dahulu.


Lihat disini

01 Juni 2012

PENDERITA KARDIOMIOPATI HIPERTROFIK DENGAN TEKANAN GRADIENT OBSTRUKSI LVOT YANG BERAT


Ratih R. Pasah,Achmad Lefi

Kardiomiopati hipertrofik (Hypertrophic Cardiomyopathy/HCM) merupakan gangguan utama dari miokardium ditandai dengan hipertrofi yang tidak proporsional dari dinding ventrikel. HCM merupakan penyakit jantung genetik paling umum dan didiagnosis paling sering menggunakan Ekokardiografi Transtorasik (Transthoracic Echocardiography/TTE). Konsekuensi hemodinamik terkait HCM tergantung pada keparahan dari hipertrofi ventrikel, tingkat disfungsi sistolik dan diastolik LV dan ada tidaknya obstruksi LVOT (Left Ventricular Outflow Tract) dan mitral regurgitasi. Modalitas pengobatan saat ini ditargetkan untuk mengurangi memburuknya hemodinamik yang berhubungan dengan kekakuan miokard dan obstruksi LVOT, menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi, termasuk kematian mendadak. Diagnosis dini dan penatalaksanaan yang akurat sangat penting untuk hasil klinis positif dari HCM.

Lihat disini

EFUSI PERIKARDIUM MASIF HEMORAGIK PADA PENDERITA DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIS DAN KECURIGAAN TUBERKULOSIS PARU


Romi Ermawan,Budi Susetyo Pikir
Seorang pria bernama Tn. HD, 37 tahun, suku Jawa, beragama Islam, beralamat di Menganti Gresik, bekerja sebagai mantan kuli bangunan, memiliki 1 istri dan 2 orang anak, berstatus pembiayaan JAMKESMAS, datang ke bagian Interna IRD RSU dr.Soetomo pada tanggal 5 Februari 2012 pukul 13.02 WIB dengan keluhan utama sesak napas. Sesak napas dirasakan sejak 2 minggu yang lalu, memberat jika beraktivitas, semakin memberat hingga 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Selama 1 minggu terakhir penderita tidur dengan 3-4 bantal. Pembuluh darah di kepala dan leher dirasakan penderita semakin menonjol sejak 2 hari yang lalu. Sejak 1 hari terakhir penderita merasa mual dan muntah 2-3 kali. Tidak didapatkan nyeri dada, berdebar, pingsan dan keringat dingin. Keluhan lain seperti batuk, nafas berbunyi “mengi” maupun demam juga tidak didapatkan.

Lihat disini

Media Edukasi dan Silaturahmi Alumni & PPDS Kardiologi Unair

Non Scholae Sad Vitae

Google
WWW Blog ini