04 November 2009

PCI PADA PENDERITA UNSTABLE ANGINA OLEH KARENA MYOCARDIAL BRIDGING

Sri Hastuti, Iswanto Pratanu

Myocardial bridging (MB) adalah suatu anomali arteri koroner yang ditandai adanya arteri koroner epikardial yang masuk kedalam miokard. Fenomena ini pertama kali ditemukan oleh Reyman pada tahun 1737 dan pertama kali digambarkan secara angiografi oleh Portman dan Iwig pada tahun 1961. Prevalensi MB yang ditemukan dengan otopsi bervariasi dari 5.4%-85.7% dan secara angiografi berkisar 0.5%-16%. Insiden anomali ini lebih tinggi wanita dibandingkan pria.

MB sering ditemukan di mid arteri desenden anterior kiri (LAD), dan secara angiografi tampak suatu penekanan arteri koroner epikardial. Gangguan yang spesifik dapat dilihat dengan angiografi koroner yang bersifat kuantitatif, studi doppler intrakoroner, dan ultrasonografi intravaskuler. Derajad obstruksi MB bergantung pada lokasi, ketebalan, panjang MB dan derajad kontraktilitas jantung. MB sebenarnya suatu kondisi benigna, namun kadang-kadang memiliki komplikasi iskemia, sindrom koroner akut, spasme koroner, ruptur septal ventrikel, aritmia (meliputi supra ventricular tachycardia dan ventricular tachicardia), AV blok yang dicetuskan oleh exercise, stunning, disfungsi ventrikel yang bersifat sementara, kematian dini setelah transplantasi jantung, dan kematian mendadak.
Naskah lengkap disini

Inferior Vena Cava Filter on Lower Limb Deep Vein Thrombosis

Andrianto, Yudi Her Oktaviono
Trombosis vena profunda dan emboli pulmonal merupakan dua hal dari satu rangkaian proses penyakit. Trombosis vena profunda tungkai bawah menjadi penyebab lebih dari 90% kasus emboli pulmonal, namun hanya sekitar 10% kasus tersebut tampak secara klinis. Komplikasi paling berat dari penyakit tromboemboli vena adalah emboli pulmonal.
Trombosis vena profunda paling sering terjadi pada tungkai bawah dan dapat pula timbul hanya pada vena tungkai atas atau pelvis. Culprit veins yang sering terlibat pada kejadian emboli pulmonal yang bermakna secara klinis adalah cephalad sampai dengan trifurkasio.
Emboli pulmonal akan menimbulkan simtom bila emboli berukuran besar, dan bila emboli berdiameter lebih dari 7,5 mm dapat berakibat fatal. Perawatan di rumah sakit diperlukan bagi pasien dengan emboli pulmonal. Di Amerika Serikat, setiap tahun didiagnosis 355.000 pasien dengan emboli pulmonal, dan sebanyak 240.000 diantaranya meninggal. Emboli pulmonal menempati urutan ketiga sebagai penyebab tersering kematian mendadak penyakit kardiovaskular.
Naskah lengkap disini

Media Edukasi dan Silaturahmi Alumni & PPDS Kardiologi Unair

Non Scholae Sad Vitae

Google
WWW Blog ini