19 September 2010

CONGRATULATIONS


Segenap pengurus dan anggota Paskal mengucapkan selamat atas kelahiran
RANIA TSABITA FAHIMA
putri pertama dr. Rachfita Chandra GD-Ahmad pada 13 September 2010.
Semoga menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua.

PERIKARDITIS TUBERKULOSIS


Wiwin Is Effendi, Agus Subagjo

Perikarditis tuberkulosis (PT) adalah infeksi tuberkulosis yang terjadi pada membran perikard yang melapisi jantung. Infeksi membran selaput jantung ini mengakibatkan terbentuknya efusi perikard, yang dapat menimbulkan tamponade. Terkadang infeksi ini juga dapat menyebabkan penebalan perikard tanpa disertai efusi dan menimbulkan perikarditis konstriktif (Mayosi 2009).

Perikarditis termasuk manifestasi penyakit tuberkulosis yang sangat jarang tetapi dapat berakibat fatal jika tidak mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat (Trautner & Daroiuche 2001). Di negara berkembang, dimana tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan utama, hampir 50% dari semua kasus perikarditis disebabkan oleh karena infeksi tuberkulosis (Magula dkk, 2003). Sebaliknya, di negara maju kasus perikarditis yang disebabkan oleh infeksi tuberkulosis hanya kurang dari 5% (Troughton dkk, 2004).

Di Afrika, insiden PT dikatakan meningkat akibat efek langsung dari epidemik HIV (Maher dkk, 1997). Terdapat hubungan yang kuat antara infeksi HIV dan PT di daerah endemik, dimana 40% - 75% pasien dengan efusi perikard terinfeksi HIV juga (Magula dkk, 2003). Efek infeksi pada manifestasi klinis, respon pengobatan dan hasil akhir pasien PT belum didokumentasikan dengan baik (Trautner dkk, 2001). Pada pasien PT yang juga terinfeksi HIV, akan memudahkan terjadinya penyebaran tuberkulosisnya dibandingkan dengan pasien tanpa HIV, sehingga diperkirakan akan terjadi perburukan dan perawatan yang lama (Pozniak dkk, 1994)

Meskipun didapatkan penurunan kasus tuberkulosis (TB) yang signifikan di negara-negara industri dalam rentang waktu lebih dari 100 tahun, perkiraan jumlah kasus baru di seluruh dunia meningkat sangat cepat, dari 8 juta pada 1997 menjadi 8.3 juta di tahun 2000. Diperkirakan menjadi 10.2 juta di tahun 2005. Sekitar 95 % kasus TB aktif terdapat di Afrika, Asia dan Amerika latin dan 98 % dari sekitar 2 juta penderita mati tiap tahunnya (Murray, 2004). Prevalensi TB di Indonesia tahun 2000 sekitar 2,9 juta penduduk (Tjandra, 2000) maka yang akan mengalami kasus perikarditis tuberkulosis juga akan meningkat.

Tujuan dari kepustakaan ini adalah mengingatkan kembali bahwa kasus TB masih merupakan masalah serius di Indonesia, maka secara teoritis tidak menutup kemungkinan bahwa kasus PT akan semakin banyak. Mengingat terdapat keterkaitan antara infeksi HIV/AIDS dengan Tb, maka dengan adanya peningkatan kasus HIV/AIDS di Indonesia, maka dimungkinkan bahwa kasus PT akan banyak ditemukan juga.


Naskah selengkapnya disini

AMPLATZER DUCT OCCLUDER ON ADULT PATIENT WITH PATENT DUCTUS ARTERIOSUS


Ika Krisnawati, Jatno Karjono, Mahrus A Rahman

Patent Ductus Arteriosus (PDA) merupakan kelainan jantung yang sering ditemukan dengan perkiraan sebesar 15% pada kasus penyakit jantung congenital dewasa atau sekitar 1 dari 2000 kelahiran. Kelainan ini terjadi akibat adanya kegagalan penutupan ductus arteriosus yang normalnya terjadi saat lahir. Adanya defek yang besar mengakibatkan berkurangnya usia hidup dengan tingkat mortalitas sebesar 0.5% pertahun, dan rata-rata kematian terjadi pada dekade ketiga atau keempat. Tingkat mortalitas pada usia 30 tahun sebesar 20 % dan meningkat 4% setiap tahunnya.

Direkomendasikan dilakukan penutupan PDA tidak hanya untuk kasus yang simptomatis dengan defek yang besar, tetapi dengan tujuan untuk mencegah timbulnya infective endarteritis, yang biasanya terjadi pada duktus ukuran kecil dengan perkiraan insiden 0.45% per tahun (Rekomendasi klas IIa Level of Evidence C Guideline GUCH 2008 ). Selain itu juga penutupan PDA juga bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi lain seperti hipertrofi ventrikel dengan gagal jantung kongestif, penyakit vascular paru termasuk sindroma Eisenmenger, pertumbuhan terhambat,, aneurisma dan kalsifikasi duktus (rekomendasi klas I Level of Evidence C Guideline GUCH 2008).

Tehnik penutupan melalui pembedahan merupakan tindakan yang efektif tetapi mempunyai resiko morbiditas dan mortalitas yang tinggi terutama akibat thorakotomi pada pasien dewasa. Perubahan degeneratif seperti kalsifikasi atau aneurisma akan mempersulit tindakan operasi dan menyebabkan penggunaan prosedur yang lebih rumit lagi seperti penggunaan total cardiopulmonary bypass dan trans-aortic patch closure. Selain itu juga dengan makin bertambahnya usia maka keluhan dan gejala yang timbul akan semakin bervariasi seperti gagal jantung, kardiomegali, hipertensi pulmonal dan aritmia. Hal ini akan mengakibatkan peningkatan efek samping akibat tindakan operasi. Suatu studi melaporkan mortalitas sebesar 3,5 – 18% akibat tindakan koreksi pembedahan pada kasus GUCH dengan hipertensi pulmonal. Dan dengan semakin bertambahnya usia, resiko operasi akan diperberat dengan adanya penyakit penyerta.

Perkembangan teknologi dan peningkatan kualitas kateter, sheath, wires serta retrieval equipment dan kemajuan tehnik pencitraan noninvasif sehingga dapat mengidentifikasi variasi anatomi duktus menyebabkan kemajuan tehnik penutupan secara transkateter. Saat ini keuntungan penutupan PDA secara transkateter lebih besar bila dibandingkan dengan tindakan operasi seperti resiko tindakan yang lebih ringan, rawat inap yang lebih singkat, tingkat keberhasilan yang tinggi, tidak adanya skar serta biaya yang lebih murah. Suatu studi melaporkan bahwa insidens residual PDA pada ADO lebih rendah bila dibandingkan dengan tindakan operasi.


Naskah selengkapnya disini

Media Edukasi dan Silaturahmi Alumni & PPDS Kardiologi Unair

Non Scholae Sad Vitae

Google
WWW Blog ini