23 Juli 2008

INTERVENSI PERKUTAN PENYAKIT ARTERI PERIFER PADA EKSTREMITAS BAWAH

Zainal Safri, Yudi H. Oktaviono

Perkembangan Ilmu pengetahuan yang cepat dalam dekade terakhir ini, serta pengalaman operator dalam menangani kasus-kasus yang kompleks makin berkembang maka tindakan terapi endovaskular seperti Percutaneous Transluminal Angioplasty (PTA) dan stenting telah menggantikan terapi pembedahan pada lesi-lesi yang telah direkomendasikan. Keuntungan terapi revaskularisasi endovaskular yang utama adalah rendahnya angka komplikasi dengan angka rata-rata antara 0.5%-4%, dan dengan suatu tehnik yang mutakhir angka keberhasilan mencapai 90% walaupun pada lesi yang panjang.

Tindakan intervensi perkutan pada ekstremitas bawah sekarang ini menjadi pilihan utama pada lesi PAD, mengingat komplikasi yang lebih sedikit, masa rawatan di rumah sakit yang lebih pendek, tidak perlu anestesi umum, di bandingkan dengan tindakan pembedahan.

Naskah lengkap disini 

Slide di : http://www.filefactory.com/file/c3d87a/n/INTERVENSIPERKUTAN_PENYAKITARTERIPERIFER_ppt

Patient with Exercise-Induced ST Elevation

Rio Herdyanto, Jeffrey D. Adipranoto

Exercise stress test merupakan prosedur yang relatif aman. Bila seleksi pasien cukup baik berdasarkan indikasi dan kontradiksi, maka angka komplikasi serius seperti kematian dan infark miokard akut adalah sebesar 1 dalam 10.000 kali tes (0.01%). Insiden talikardia dan fibrilasi ventrikel adalah sebesar 1 dalam 5.000 kali tes. Walaupun demikian fasilitas resusitasi kardiopulmonal harus tersedia lengkap dan dokter atau supervisor yang bertugas mengawasi pelaksanaan tes harus terlatih dalam resusitasi kardiopulmonal.

Selama dan sesudah pelaksanaan exercise stress test akan terjadi beberapa perubahan pada gambaran EKG. Perubahan pada gambaran EKG tersebut dapat berupa respon normal maupun abnormal yang disebabkan karena iskemia miokard. Iskemia miokard yang dipicu oleh beban latihan akan menyebabkan respon abnormal pada EKG yang mempunyai manifestasi berupa depresi segmen ST, elevasi segmen ST atau normalisasi segmen ST. Elevasi segmen ST sebagai respon abnormal selama exercise sangat jarang terjadi. Hal ini berbeda dengan ST depresi yang sering terjadi sebagai respon terhadap iskemia miokard yang dipicu oleh beban latihan.

Naskah lengkap disini

Slide di : http://rapidshare.com/files/132035921/Patient_With_Exercise-Induced_ST_Elevation.ppt.html

GAGAL NAPAS KARENA DEKOMPENSASI KORDIS

Nur Janah, Dyah Priyatini
Penderita gagal napas diketahui berdasarkan pemeriksaan klinis adanya tanda-tanda distress napas dan pemeriksaan laboratoris untuk mengetahui kadar oksigen dan karbondioksida dalam pembuluh darah arteri dengan analisa gas darah.
Patofisiologi gagal napas, karena fungsi yang tidak adekuat dari satu atau lebih komponen essensial dari sistem respirasi yang menimbulkan manifestasi selain hipoksemia (PO2 <> 45 mmHg) atau sering kali merupakan kombinasi dari keduanya. Hipoksemia karena terdapat penurunan PO2 inspirasi, hipoventilasi, kegagalan proses difusi, ventilasi-perfusi mismatch ( V/Q), dan Right-to-left shunting 

Naskah lengkap disini

PRINSIP DASAR EKOKARDIOGRAFI DOPPLER

Tri Astiawati, Agus Subagjo
Pemahaman tentang dasar ekokardiografi Doppler dan dinamika cairan serta tehnik yang cermat dan tepat amat penting, agar dapat diperoleh hasil yang akurat dan memahami nilai dan keterbatasan tehnik ekokardiografi Doppler. Dan dengan menggunakan ekokardiografi Doppler akan didapat informasi hemodinamik yang sebelumnya hanya didapat melalui pemeriksaan kateterisasi jantung.
Naskah lengkap di : http://rapidshare.com/files/132026617/Doppler_Echo.doc.html
Slide di : http://rapidshare.com/files/132028751/FUNDAMENTAL_OF_DOPPLER_ECHOCARDIOGRPAHY.ppt.html

CORONARY ARTERIAL DISEASE IN DIABETES MELLITUS


Hermawan S Sabarudin, Iwan N Boestan

Slide lengkap di : http://rapidshare.com/files/132024330/CORONARY_ARTERIAL_DISEASE_IN_DIABETES_MELLITUS.ppt.html

EKOKARDIOGRAFI PADA KEGAWATDARURATAN JANTUNG

Ronald TM Panggabean, Agus Subagjo

Ultrasonografi jantung (ekokardiografi) mampu dengan cepat memberikan informasi anatomi dan fisiologi jantung khususnya dalam kondisi kegawatdaruratan sehingga klinisi dapat menegakkan diagnosa dan menentukan penatalaksanaan dengan lebih dini dan lebih akurat, serta menghindari risiko dan biaya karena penggunaan strategi diagnostik yang lain. Pemahaman akan aplikasi dan keterbatasan ekokardiografi adalah penting bagi seorang klinisi di bidang emergensi untuk dapat memaksimalkan semua potensi alat ini dalam penanganan penderita. Dalam kegawatdaruratan jantung ekokardiografi dapat membantu dalam diagnosis infark miokard akut, efusi perikard dan tamponade, disfungsi katup akut, diseksi aorta akut.

Naskah lengkap disini

Media Edukasi dan Silaturahmi Alumni & PPDS Kardiologi Unair

Non Scholae Sad Vitae

Google
WWW Blog ini