11 November 2009

Pendekatan Stewart: Revolusi pada Analisa Keseimbangan Sistim Asam Basa Tubuh

Emile Parapat, Yudi Her Oktaviono


Konsentrasi hidrogen didalam plasma dan cairan tubuh manusia dijaga dengan ketat dalam rentang yang sangat sempit. Hal ini dikarenakan ion hidrogen sangat berpengaruh pada fungsi sel. Reaksi enzim dan berbagai proses intrasel lainnya sangat dipengaruhi oleh konsentrasi hidrogen lokal. Pemahaman yang benar mengenai mekanisme perubahan konsentrasi hidrogen jelas penting sekali untuk diagnosa dan terapi yang tepat.
Pendekatan tradisional pada analisa kelainan asam basa didasarkan pada karya Henderson dan Hasselbalch dan sampai sekarang masih luas digunakan. Metode ini relatif mudah dimengerti dan diterapkan dalam berbagai situasi klinis. Namun penggunaan HCO3– dan PaCO2 untuk mendiskripsikan berbagai kelainan asam basa membuat seolah-oleh kedua variabel ini adalah faktor independen yang menentukan nilai pH. Implikasinya adalah bahwa keseimbangan disosiasi asam karbonat dipandang sebagai patokan yang menentukan nilai pH dan keseimbangan dari buffer tubuh lainnya.
Stewart mengajukan pendekatan berbeda pada awal tahun 1980an. Ia menggunakan prinsip-prinsip dasar fisikokimia untuk menetapkan faktor-faktor yangi menentukan konsentrasi H+ dalam cairan biologis. Dengan pendekatan sistimatis Stewart menyusun persamaan matematis untuk menghitung konsentrasi hydrogen dan menentukan tiga variabel independen yang merupakan faktor-faktor penentu nilai pH serta menjelaskan bagaimana faktor-faktor lain termasuk [HCO3–] sebenarnya bergantung pada tiga faktor indenpenden tadi.


Naskah dapat dibaca disini

GAMBARAN EKOKARDIOGRAFI PADA PENYAKIT JANTUNG KARENA RADIASI

Riana Handayani, Budi Susetyo Juwono

Terapi radiasi merupakan salah satu pilihan terapi kanker disamping kemoterapi dan pembedahan. Ketika lapangan radiasi mencakup jantung, dapat terjadi efek yang tidak menguntungkan pada organ ini. Pendapat ini tidak dipercaya, sampai tahun 1960-an orang tetap berpendapat bahwa jantung adalah organ yang radioresisten. Tahun 1980-an issu tentang eksposure radiasi menyebabkan penyakit jantung koroner masih kontroversial. Baru pada tahun 1990-an jelas bahwa resiko kardiovaskular karena radiasi mediastinal mengurangi angka survival penderita kanker.1,2
Efek radiasi pada jantung dapat bermanifestasi pada perikard, miokard, katup-katup, arteri koroner dan sistem konduksi jantung. Ekokardiografi adalah salah satu alat penyaring noninvasif pada pasien-pasien kanker yang mendapat terapi radiasi disamping pemeriksaan fisik dan elektrokardiografi. Alat ini penting untuk mengevaluasi fungsi sistolik dan diastolik ventrikel kiri, perikard, kerusakan miokard dan katub jantung. Ekokardiografi doppler juga dapat digunakan untuk menilai status hemodinamik pada pasien yang mendapat terapi radiasi. Pemeriksaan ekokardiografi seharusnya dilakukan secara rutin pada awal terapi radiasi dilakukan dan untuk reevaluasi

Naskah lengkap disini

Media Edukasi dan Silaturahmi Alumni & PPDS Kardiologi Unair

Non Scholae Sad Vitae

Google
WWW Blog ini