06 September 2011

PENATALAKSANAAN DEEP VEIN THROMBOSIS (DVT)

Irma Yuliawati, J. Nugroho

Deep vein thrombosis
(DVT) merupakan pembentukan bekuan darah pada lumen vena dalam (deep vein) yang diikuti oleh reaksi inflamasi dinding pembuluh darah dan jaringan perivena. DVT disebabkan oleh disfungsi endotel pembuluh darah, hiperkoagulabilitas dan gangguan aliran darah vena (stasis) yang dikenal dengan trias virchow.
DVT terjadi pada kurang lebih 0,1% orang/tahun. Insidennya meningkat 30 kali lipat dibanding dekade yang lalu. Insiden tahunan DVT di Eropa dan Amerika Serikat kurang lebih 50/100.000 populasi/tahun.
Untuk meminimalkan resiko fatal terjadinya emboli paru diagnosis dan panatalaksanaan yang tepat sangat diperlukan. Kematian dan kecacatan dapat terjadi sebagai akibat kesalahan diagnosa, kesalahan terapi dan perdarahan karena penggunaan antikoagulan yang tidak tepat, oleh karena itu penegakan diagnosa dan penatalaksanaan yang tepat sangat diperlukan.


Naskah lengkap disini

Artefak dan Kesulitan dalam Ekokardiografi Klinis


Priscilia Myriarda, Agus Subagjo

Ekokardiografi merupakan suatu teknik pemeriksaan yang sudah dikenal untuk mengevaluasi dan memberikan informasi gambaran kelainan jantung dan pengukuran kuantitatif fungsi dan anatomi jantung. Ekokardiografi telah memberi perubahan dalam praktek ilmu kardiovaskular dengan meningkatkan pencegahan, diagnosis dan penatalaksanaan berbagai kelainan kardiovaskular. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang paling sering digunakan sebagai modalitas diagnostik penyakit jantung. Ketersediaanya, cara pemeriksaan non invasif dan rendahnya biaya pemeriksaan serta diikuti keunggulan penyediaan informasi berharga merupakan keuntungan yang diberikan pemeriksaan ini.
Selama beberapa dekade, ekokardiografi telah mengalami perkembangan teknologi secara pesat. Suatu informasi pengukuran dapat dilakukan dengan berbagai pemeriksaan (M-mode, 2 dimensi dan 3 dimensi, serta Doppler ekokardiografi). Walaupun demikian, ekokardiografi tetap merupakan teknik yang sangat tergantung pada operator. Pengetahuan mengenai anatomi dan patofisiologi bersama dengan kemampuan teknik operator yang tepat akan memberikan manfaat yang berguna dalam evaluasi penyakit jantung.

Naskah lengkap disini

MANIFESTASI KARDIOVASKULAR PADA HIV/AIDS


Tri Asih Imro’ati / Dyah Priyatini

Prevalensi manifestasi jantung pada HIV berkisar antara 28-73% (Khunnawat et al, 2008). Beberapa jenis penyakit jantung didapatkan saat otopsi sekitar 40% kasus, dan dengan ekokardiografi sekitar 25% pasien. Penyakit jantung terkait HIV kemungkinan menunjukkan gejala <10%, dan bisa menyebabkan kematian <2% dari semua pasien dengan infeksi HIV (Fuster et al, 2008).

Manifestasi kardiovaskular yang sering pada infeksi HIV adalah efusi perikardial, penyakit otot jantung, endokarditis, tumor, disfungsi ventrikel kanan, hipertensi pulmonal, aterosklerosis dini, penyakit arteri koroner, efek samping obat, penyakit vaskular, dan disfungsi otonomik (Restrepo et al, 2006; Fuster et al, 2008).


Naskah lengkap disini




Media Edukasi dan Silaturahmi Alumni & PPDS Kardiologi Unair

Non Scholae Sad Vitae

Google
WWW Blog ini