29 September 2008

19 Tanda Gagal Ramadhan


Tulisan ini diambil dari blog IKASMANCA .. jadi merinding.. jadi malu.. merasa tersindir.. dan merasa tidak ada apa2nya..:(


Pintu neraka ditutup dan pintu syurga dibuka lebar-lebar. Namun banyak orang gagal mendapatkan kemuliaannya. Di bawah ini kiat-kiat menghindarinya gagalnya Ramadhan


1 Kurang melakukan persiapan di bulan Sya'ban.

Misalnya, tidak tumbuh keinginan melatih bangun malam dengan shalat tahajjud. Begitupun tidak melakukan puasa - puasa sunnah , sebagaimana telah disunnahkan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam. Dalam hadits Bukhari dan Muslim, dari Aisyah Radhiallaahu 'anha berkata, "Saya tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa selain di bulan Sya'ban."


2. Gampang mengulur shalat fardhu.

"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kesesatan kecuali orang-orang yang bertaubat dan beramal shalih." (Maryam: 59) Menurut Sa'id bin Musayyab, yang dimaksud dengan tarkush-shalat (meninggalkan shalat) ialah tidak segera mendirikan shalat tepat pada waktunya. Misalnya menjalankan shalat zhuhur menjelang waktu ashar, ashar menjelang maghrib, shalat maghrib menjelang isya, shalat isya menjelang waktu subuh serta tidak segera shalat subuh hingga terbit matahari. Orang yang bershiyam Ramadhan sangat disiplin menjaga waktu shalat, karena nilainya setara dengan 70 kali shalat fardhu di bulan lain.


3. Malas menjalankan ibadah-ibadah sunnah.

Termasuk di dalamnya menjalankan ibadah shalatul-lail.Mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah merupakan ciri orang yang shalih. "Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami." (Al-Anbiya:90) "Dan hamba-Ku masih mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah, sampai Aku mencintainya." (Hadits Qudsi)


4. Kikir dan rakus pada harta benda.

Takut rugi jika mengeluarkan banyak infaq dan shadaqah adalah tandanya. Salah satu sasaran utama shiyam agar manusia mampu mengendalikan sifat rakus pada makan minum maupun pada harta benda, karena ia termasuk sifat kehewanan (Bahimiyah). Cinta dunia serta gelimang kemewahan hidup sering membuat manusia lupa akan tujuan hidup sesungguhnya. Mendekat kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala, akan menguatkan sifat utama kemanusiaan (Insaniyah).


5. Malas membaca Al-Qur'an.Ramadhan juga disebut Syahrul Qur'an, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an.

Orang-orang shalih di masa lalu menghabiskan waktunya baik siang maupun malam Ramadhan untuk membaca Al-Qur'an. "Ibadah ummatku yang paling utama adalah pembacaan Al-Qur'an." (HR Baihaqi)Ramadhan adalah saat yang tepat untuk menimba dan menggali sebanyak mungkin kemuliaan Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup. Kebiasaan baik ini harus nampak berlanjut setelah Ramadhan pergi, sebagai tanda keberhasilan latihan di bulan suci.


6. Mudah mengumbar amarah.

Ramadhan adalah bulan kekuatan. Nabi Saw bersabda: "Orang kuat bukanlah orang yang selalu menang ketika berkelahi. Tapi orang yang kuat adalah orang yang bisa menguasai diri ketika marah." Dalam hadits lain beliau bersabda: "Puasa itu perisai diri, apabila salah seorang dari kamu berpuasa maka janganlah ia berkata keji dan jangan membodohkan diri. Jika ada seseorang memerangimu atau mengumpatmu, maka katakanlah sesesungguhnya saya sedang berpuasa." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)


7. Gemar bicara sia-sia dan dusta.

"Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta perbuatan Az-Zur, maka Allah tidak membutuhkan perbuatan orang yang tidak bersopan santun, maka tiada hajat bagi Allah padahal dia meninggalkan makan dan minumnya." (HR Bukhari dari Abu Hurairah) Kesempatan Ramadhan adalah peluang bagi kita untuk mengatur dan melatih lidah supaya senantiasa berkata yang baik-baik. Umar ibn Khattab Ra berkata: "Puasa ini bukanlah hanya menahan diri dari makan dan minum saja, akan tetapi juga dari dusta, dari perbuatan yang salah dan tutur kata yang sia-sia." (Al Muhalla VI: 178) Ciri orang gagal memetik buah Ramadhan kerap berkata di belakang hatinya. Kalimat-kalimatnya tidak ditimbang secara masak: "Bicara dulu baru berpikir, bukan sebaliknya, berpikir dulu, disaring, baru diucapkan."


8. Memutuskan tali silaturrahim.

Ketika menyambut datangnya Ramadhan Rasulullah Saw bersabda: "...Barangsiapa menyambung tali persaudaraan (silaturrahim) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya..."Puasa mendidik pribadi-pribadi untuk menumbuhkan jiwa kasih sayang dan tali cinta. Pelaku shiyam jiwanya dibersihkan dari kekerasan hati dan kesombongan, diganti dengan perangai yang lembut, halus dan tawadhu. Apabila ada atau tidak adanya Ramadhan tidak memperkuat hubungan kekeluargaan dan persaudaraan, itu tanda kegagalan.


9. Menyia-nyiakan waktu.

Al-Qur'an mendokumentasikan dialog Allah Swt dengan orang-orang yang menghabiskan waktu mereka untuk bermain-main. "Allah bertanya: ' Berapa tahunkan lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab: 'Kami tinggal di bumi sehari atau setengah hari. maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.'Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal di bumi melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui. "Maka apakah kamu mengira sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang sebenarnya; tidak Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Tuhan yang mempunyai 'Arsy yang mulia." (Al-Mu'minun: 112-116)Termasuk gagal dalam ber-Ramadhan orang yang lalai atas karunia waktu dengan melakukan perbuatan sia-sia, kemaksiatan, dan hura-hura. Disiplin waktu selama Ramadhan semestinya membekas kuat dalam bentuk cinta ketertiban dan keteraturan.


10. Labil dalam menjalani hidup.

Labil alias perasaan gamang, khawatir, risau, serta gelisah dalam menjalani hidup juga tanda gagal Ramadhan. Pesan Rasulullah Saw:"Sesungguhnya telah datang bulan Ramadhan yang penuh berkah. Allah telah memfardhukan atas kamu berpuasa di dalamnya. Dibuka semua pintu surga, dikunci semua pintu neraka dan dibelenggu segala syetan. Di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa tiada diberikan kebajikan malam itu, maka sungguh tidak diberikan kebajikan atasnya." (HR Ahmad, Nasa'i, Baihaqi dari Abu Hurairah)Bila seseorang meraih berkah bulan suci ini, jiwanya mantap, hatinya tenteram, perasaannya tenang dalam menghadapi keadaan apapun.


11. Tidak bersemangat mensyiarkan Islam.

Salah satu ciri utama alumnus Ramadhan yang berhasil ialah tingkat taqwa yang meroket. Dan setiap orang yang ketaqwaannya semakin kuat ialah semangat mensyiarkan Islam. Berbagai kegiatan 'amar ma'ruf nahiy munkar dilakukannya, karena ia ingin sebanyak mungkin orang merasakan kelezatan iman sebagaimana dirinya. Jika semangat ini tak ada, gagal lah Ramadhan seseorang.


12. Khianat terhadap amanah.

Shiyam adalah amanah Allah yang harus dipelihara (dikerjakan) dan selanjutnya dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya kelak.Shiyam itu ibarat utang yang harus ditunaikan secara rahasia kepada Allah. Orang yang terbiasa memenuhi amanah dalam ibadah sir (rahasia) tentu akan lebih menepati amanahnya terhadap orang lain, baik yang bersifat rahasia maupun yang nyata. Sebaliknya orang yang gagal Ramadhan mudah mengkhianati amanah, baik dari Allah maupun dari manusia.


13. Rendah motivasi hidup berjama'ah.

Frekuensi shalat berjama'ah di masjid meningkat tajam selama Ramadhan. Selain itu, lapar dan haus menajamkan jiwa sosial dan empati terhadap kesusahan sesama manusia, khususnya sesama Muslim. Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang berjuang secara berjama'ah, yang saling menguatkan. "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam satu barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh." (Ash-Shaf: 4) Ramadhan seharusnya menguatkan motivasi untuk hidup berjama'ah.


14. Tinggi ketergantungannya pada makhluk.

Hawa nafsu dan syahwat yang digembleng habis-habisan selama bulan Ramadhan merupakan pintu utama ketergantungan manusia pada sesama makhluk. Jika jiwa seseorang berhasil merdeka dari kedua mitra syetan itu setelah Ramadhan, maka yang mengendalikan dirinya adalah fikrah dan akhlaq. Orang yang tunduk dan taat kepada Allah lebih mulia dari mereka yang tunduk kepada makhluk.


15. Malas membela dan menegakkan kebenaran.

Sejumlah peperangan dilakukan kaum Muslimin melawan tentara-tentara kafir berlangsung di bulan Ramadhan. Kemenangan Badar yang spektakuler itu dan penaklukan Makkah (Futuh Makkah) terjadi di bulan Ramadhan. Di tengah gelombang kebathilan dan kemungkaran yang semakin berani unjuk gigi, para alumni akademi Ramadhan seharusnya semakin gigih dan strategis dalam membela dan menegakkan kebenaran. Jika bulan suci ini tidak memberi bekal perjuangan baru yang bernilai spektakuler, maka kemungkinan besar ia telah meninggalkan kita sebagai pecundang.


16. Tidak mencintai kaum dhuafa.

Syahru Rahmah, Bulan Kasih Sayang adalah nama lain Ramadhan, karena di bulan ini Allah melimpahi hamba-hamba-Nya dengan kasih sayang ekstra. Shiyam Ramadhan menanam benih kasih sayang terhadap orang-orang yang paling lemah di kalangan masyarakat. Faqir miskin, anak-anak yatim dan mereka yang hidup dalam kemelaratan. Rasa cinta kita terhadap mereka seharusnya bertambah. Jika cinta jenis ini tidak bertambah sesudah bulan suci ini, berarti Anda perlu segera instrospeksi.


17. Salah dalam memaknai akhir Ramadhan.

Khalifah Umar ibn Abdul Aziz memerintahkan seluruh rakyatnya supaya mengakhiri puasa dengan memperbanyak istighfar dan memberikan sadaqah, karena istighfar dan sadaqah dapat menambal yang robek-robek atau yang pecah-pecah dari puasa. Menginjak hari-hari berlalunya Ramadhan, mestinya kita semakin sering melakukan muhasabah (introspeksi) diri."Wahai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Hasyr: 18)


18. Sibuk mempersiapkan Lebaran.

Kebanyakan orang semakin disibukkan oleh urusan lahir dan logistik menjelang Iedul Fitri. Banyak yang lupa bahwa 10 malam terakhir merupakan saat-saat genting yang menentukan nilai akhir kita di mata Allah dalam bulan mulia ini. Menjadi pemenang sejati atau pecundang sejati. Konsentrasi pikiran telah bergeser dari semangat beribadah, kepada luapan kesenangan merayakan Idul Fitri dengan berbagai kegiatan, akibatnya lupa seharusnya sedih akan berpisah dengan bulan mulia ini.


19. Idul Fitri dianggap hari kebebasan.

Secara harfiah makna Idul Fitri berarti "hari kembali ke fitrah". Namun kebanyakan orang memandang Iedul Fitri laksana hari dibebaskannya mereka dari "penjara" Ramadhan. Akibatnya, hanya beberapa saat setelah Ramadhan meninggalkannya, ucapan dan tindakannya kembali cenderung tak terkendali, syahwat dan birahi diumbar sebanyak-banyaknya. Mereka lupa bahwa Iedul Fitri seharusnya menjadi hari di mana tekad baru dipancangkan untuk menjalankan peran khalifah dan abdi Allah secara lebih profesional. Kesadaran penuh akan kehidupan dunia yang berdimensi akhirat harus berada pada puncaknya saat Iedul Fitri, dan bukan sebaliknya.*Hidayatullah)

25 September 2008

Kembali Fitri

Ketua, Segenap Pengurus dan Anggota

Paguyuban Asisten Kardiologi Airlangga (PASKAL)

Mengucapkan

PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS AIRLANGGA TAHUN 2008

Kalo ada Paskalers yang berminat buat ikutan CPNS Unair 2008 silakan unduh infonya disini

23 September 2008

Lailatul Qadar

Rochmad Romdoni
Kitab suci Al Qur’an menyebutkan Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari malam seribu bulan. Umat Muslim percaya pada malam itu pintu-pintu langit dibuka, do’a-do’a bakal dikabulkan dan segala takdir yang terjadi pada tahun itu ditentukan.

Karena Lailatul Qadar inilah Rasulullah SAW dalam banyak waktu senantiasa berusaha keras untuk mendapatkannya. Banyak penjelasan Rasulullah SAW yang sampai ke kita, tentang keutamaan-keutamaan malam yang penuh berkah ini.

Sebagai malam yang terbaik dan paling berkah diantara malam yang ada, di dalamnya Allah SWT telah menjanjikan pada hambanya yang ikhlas dan berharap untuk mendapatkan perlindungan-Nya di hari akhir, akan dilipatgandakan sampai 1000 bulan untuk amalan-amalan kebaikan yang dilakukan pada malam ini. Janji ini secara langsung Allah SWT katakan dalam Al Qur’an surat Al Qadr (satu surat penuh). Hal ini tentunya cukup bisa menunjukkan pada kita akan keutamaan malam Lailatul Qadar ini.

Sebagai hamba yang tak lepas dari lumpur dosa dan kemaksiatan, kita diminta untuk senantiasa membersihkan noda-noda tersebut dengan segala macam cara yang memungkinkan. Karena itulah, Ramadhan dengan Lailatul Qadarnya disunahkan bagi kita untuk berusaha memperolehnya dengan memperbanyak ibadah dan amalan-amalan yang Rasulullah SAW suatu ketika mengatakan: “barang siapa beramal pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka terampunilah dosa-dosanya yang telah lalu”. Tidak berlebihan jika Allah SWT menamainya malam kebaikannya melebihi seribu bulan.

Alangkah sombongnya manusia yang sangat membutuhkan pengampunan dari Allah SWT , menyia-nyiakan kesempatan emas yang sifatnya tak tentu dan belum tentu akan didapatkan di masa-masa yang akan datang.

Mengenai kapankah malam ini datang menjemput kita?, Rasulullah SAW, pernah memberikan penjelasan bahwa malam yang penuh dengan kebaikan (Lailatul Qadar) biasanya jatuh pada malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Dalam hadist sahih Rasulullah SAW mengatakan “carilah dia (Lailatul Qadar-red) di sepuluh terakhir di bulan Ramadhan pada hitungan ganjil”. (H.R Bukhari Muslim).

Lebih dekat lagi kebanyakan ulama menguatkan pendapat yang mengatakan malam tersebut adalah malam yang ke-27. Pendapat ini dikuatkan oleh hadist-hadist yang menjelaskannya. Di antaranya perkataan Rasulullah SAW. “Barang siapa mencarinya (Lailatul Qadar-red), maka carilah di malam yang ke duapuluh tujuh” (H.R Ahmad).

Atas pendapat yang berbeda ini, kita bisa menyikapinya dengan senantiasa mengoptimalkan sepuluh malam terakhir dalam bulan yang penuh rakhmat ini. Dengan begitu kita tidak khawatir akan terlepas dari amalan Lailatul Qadar, karena kita mencarinya hanya pada malam-malam tertentu.

Bahkan bagaimana saat Lailatul Qadar datang malam ini, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa pagi harinya matahari terbit dengan sinar putih bersih tanpa awan sedikitpun.

Dengan paparan ini kita sebagai hamba Allah SWT yang benar-benar memahami kebenaran kekuasaan-Nya sadar bahwa usaha kita dalam mencari Lailatul Qadar ini. Seharusnya kita bersama-sama mendekatkan diri kapanpun dan dimanapun tanpa dibatasi ruang dan waktu.

Bila Allah SWT sudah melihat kesungguhan kita terhadap perintahnya, bukan saja saat bulan Ramadhan atau malam Lailatul Qadar saja, maka Allah SWT akan melipatgandakan pahala. Bukti bahwa kita telah mendapatkan limpahan pahala itu dengan semakin bertambahnya amal ibadah kita, baik secara kuantitas maupun kualitas pada waktu-waktu mendatang.

Berlomba-lombalah mencari malam Lailatul Qadar, karena kita tidak mampu beribadah seribu bulan, bila kita tidak diberi umur panjang, maka rerata umur kita mungkin hanya 60 tahun, sungguh suatu waktu yang sangat singkat. Mari kita maksimalkan umur kita guna mengumpulkan deposit amal sebagai bekal untuk kehidupan berikutnya. Kami yakin tak seorangpun mukmin yang membantah :
“ada hidup setelah hidup, di sana ada kedamaian, kebahagiaan, kenikmatan dan berbagai yang kita inginkan. Semuanya kekal tak terbatas melewati ruang dan waktu”
Semua itu dapat kita raih dengan meningkatkan kesempurnaan iman yang dapat kita bangun melalui ibadah Ramadhan tahun ini. Insya Allah…

20 September 2008

Ventrassist(tm) left ventricular assist device: Sebagai Alternatif Terapi

Donny Hendrasto
Jeffrey D. Adipranoto

Insidens Payah jantung kongestif (congestive heart failure) yang merupakan kelainan tersering akibat disfungsi miokard telah mengalami peningkatan berupa 550.000 kasus baru per tahun di Amerika . Sebagian besar penderita tersebut diobati dengan medikamentosa atau operasi berdasar kelainan yang mendasarinya, namun sebagian hasilnya kurang memuaskan .Dalam beberapa tahun sekitar 300.000 penderita meninggal karena payah jantung, sementara lain diantaranya 15 hingga 25 % penderita menunggu transplantasi jantung.
Pada bentuk yang paling parah dari disfungsi jantung berupa kegagalan fungsi ventrikel maka transplantasi jantung merupakan satu-satunya terapi efektif untuk meningkatkan harapan hidup 97% untuk 1 tahun dan 78% untuk 5 tahun 7 . Namun di Amerika sejak tahun 1998 terjadi perpanjangan waktu tunggu untuk transplantasi jantung lebih dari satu tahun,dan hampir 75% resipien memerlukan inotropik kontinyu serta 57% telah terpasang alat bantu hidup sebelum transplantasi. Maka sebagai salah satu upaya menurunkan mortalitas penderita payah jantung , dengan adanya perkembangan tehnologi alat pendukung mekanis berupa left ventricular assist device (LVAD)menjadi alat yang cukup memberikan harapan. Pada perkembangan terakhir Ventrassist LVAD sebagai generasi III telah menggunakan tehnologi continuous-flow, rotary pump yang memiliki keunggulan ukuran lebih kecil, lebih tahan lama karena disain yang sederhana dengan sebuah komponen rotor yang berputar, tidak berisik dan lebih nyaman untuk penderita.
Naskah lengkap disini

MANIFESTASI HIPERTIROID PADA JANTUNG

Irene Surjadibrata, Esti Hindariati

Hormon tiroid memiliki efek pada otot jantung, sirkulasi perifer dan sistem saraf simpatis yang berpengaruh terhadap hemodinamik kardiovaskuler pada penderita hipertiroid. Perubahan yang utama meliputi: peningkatan denyut jantung, kontraktilitas otot jantung, curah jantung, relaksasi diastolik dan penggunaan oksigen oleh otot jantung serta penurunan resistensi vaskuler sistemik dan tekanan diastolik. Gangguan fungsi kelenjar tiroid dapat menimbulkan efek yang dramatik terhadap sistem kardiovaskuler, seringkali menyerupai penyakit jantung primer.
Dari berbagai penelitian dan percobaan pada hewan, terbukti bahwa hormon tiroid mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung pada jantung yang selanjutnya akan menghasilkan efek inotropik dan kronotropik positif pada jantung. Selain gejala-gejala klinis hipertiroid, pemeriksaan kadar hormon tiroid plasma dan tes fungsi kelenjar tiroid perlu diperiksa pada tiap-tiap penderita dengan keluhan atau kelainan jantung yang belum jelas penyebabnya sehingga dapat ditegakkan diagnosis penyakit jantung hipertiroid.
Naskah lengkap disini

13 September 2008

koleksi cak gon jaman baheula














GANGGUAN HEMOSTASIS PADA PENYAKIT GINJAL KRONIK DERAJAT 5


Yusra Pintaningrum, Djoko Santoso

Menurut the National Kidney Foundation (NKF) Kidney Disease Outcome Quality Initiative (K/DOQI) tahun 2000, penyakit ginjal kronik (PGK) derajat 5 atau Chronic Kidney Disease (CKD) stage 5 merupakan penurunan fungsi ginjal kurang dari 15 ml/menit/1,73 m2 atau menjalani dialisis, dimana pada derajat ini sudah terjadi gagal ginjal yang harus dilakukan terapi pengganti ginjal. Data dari US Renal Data System (USRDS) tahun 1998, sebanyak 230 ribu penderita yang diterapi dengan dialisis, dan 70 ribu yang tidak menjalani dialisis, sedangkan pada tahun 2000 di Amerika, prevalensinya 0,2 % dari 300 ribu penderita yang menjalani dialisis (Levey, 2007).Banyak komplikasi yang terjadi sebagai akibat dari PGK derajat 5 diantaranya adalah komplikasi pada kardiovaskular dan pulmonal, neuromuskular, gastrointestinal, endokrin-metabolik, dermatologi, tulang, dan hematologi. Untuk yang terakhir, salah satu bentuknya adalah gangguan hemostasis (Skorecki, 2005). Sepanjang yang kami tahu, belum ada literatur yang melaporkan insiden kasus gangguan hemostasis pada PGK derajat 5. Adapun fatalitasnya cukup tinggi, apalagi pada pasien yang menjalani hemodialisis reguler. Hal tersebut dikarenakan banyaknya komponen yang terlibat tidak hanya ditentukan oleh gangguan hemostasis tetapi juga kualitas kapiler. Dengan demikian perdarahan sulit diprediksikan (Hedges,2007).


Naskah lengkap disini

DOPAMIN DOSIS RENDAH PADA UNIT PERAWATAN INTENSIF


Swaminathan Karthik dan Alan Lisbon*
Diterjemahkan oleh Yusra Pintaningrum

*Seminars in Dialysis- Vol 19, No 6(November-December)2006 pp.465-47

Selama 4 dekade, dopamin dosis rendah dipertimbangkan untuk mengobati dan mencegah gagal ginjal pada unit perawatan intensif (UPI). Berbagai penyebab multifaktorial dari gagal ginjal di UPI dan adanya disfungsi organ multisistem yang bersamaan membuat perencanaan uji coba klinik untuk studi ini lebih sulit. Bagaimanapun, pada dekade terakhir, beberapa metaanalisis dan satu percobaan randomisasi besar menunjukkan kekurangan dopamin dosis rendah dalam memperbaiki fungsi ginjal. Ada beberapa alasan penyebab kurangnya efektivitas. Dopamin menyebabkan efek diuretik, sehingga sangat sedikit memperbaiki mortalitas, klirens kreatinin, maupun insiden dialisis. Bukti berkembang mengenai efek samping pada kekebalan, endokrin, dan sistem pernafasan. Hal tersebut juga potensial meningkatkan mortalitas pada sepsis. Opini dari beberapa pengarang menyatakan bahwa penggunaan dopamin dosis rendah seharusnya ditinggalkan. Beberapa obat dan modalitas terapi harus dipelajari lebih lanjut mengenai gagal ginjal di UPI.


Naskah lengkap disini

PENATALAKSANAAN SEORANG PENDERITA SINDROMA STEVENS-JOHNSON DAN TOXIC EPIDERMAL NECROLYSIS PADA DIABETES MELLITUS

Yusra Pintaningrum1, Ari Baskoro2, Agung Pranoto3

1. Yusra Pintaningrum, PPDS Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, tugas di Ilmu Penyakit Dalam, FK UNAIR-RSU Dr. Soetomo
2. Ari Baskoro, Divisi Alergi dan Imunologi, Ilmu Penyakit Dalam, FK UNAIR-RSU Dr. Soetomo
3. Agung Pranoto, Divisi Endokrin dan Metabolik, Ilmu Penyakit Dalam, FK UNAIR-RSU Dr. Soetomo

Sindroma Stevens-Johnson atau Stevens-Johnson Syndrome (SJS) dan Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) merupakan reaksi mukokutaneus akut yang berat, disertai dengan gejala sistemik, yang terjadi pada pasien dengan kegagalan respon imun. Mockenhaupt mengatakan bahwa SJS dan TEN merupakan reaksi berat pada kutaneus yang tidak dikehendaki dari suatu obat (Severe Cutaneous Adverse Reactions/SCAR). Suatu studi di Jerman barat melaporkan insiden SJS dan TEN 0,93 dan 1,1 kasus perjuta populasi pertahun. SJS dan TEN dapat terjadi pada semua ras. Studi epidemiologi menunjukkan bahwa wanita lebih banyak dari pria, dengan rasio pria dibanding wanita berkisar antara 0,5-0,7 (Mockenhaupt,1998; Klein, 2006).
SJS dan TEN rentan terjadi pada pasien diabetes mellitus (DM), terutama dikaitkan dengan beberapa obat yang dikonsumsi. Dalam suatu studi prospektif di Prancis pada tahun 2001, risiko erupsi obat dapat terjadi pada pasien yang mengalami imunodefisiensi. Diantara insiden tersebut, DM menempati porsi 10%, setelah infeksi HIV, hepatitis autoimun, dan penyakit jaringan ikat (Albala, 2003). Untuk itu, setiap klinisi sebaiknya memikirkan kemungkinan terjadinya SJS, khususnya pada pasien DM.


Naskah lengkap disini

Selamat!!

teman2.. alhamdulillah paskaler kita yang di interna, DIAN, melahirkan anak ketiga dengan selamat,cowok (lagi), jumat, 12 september 2008..
semoga menjadi anak saleh, berbakti kepada orang tua, sehat2, cerdas, dan berguna bagi agama, nusa, dan bangsa..
amin..
selamat ya dian!

12 September 2008

undangan buka puasa dan tarawih

Untuk para STAF SMF.Kardiologi, PPDS kardiologi, dan paramedis, dimohon kehadirannya dalam acara buka puasa dan tarawih bersama keluarga besar kardiologi RSU dr. Soetomo
"MENGGAPAI KESUKSESAN DI BULAN RAMADHAN"
hari/tanggal: Sabtu, 20 September 2008
Tempat : Ruang sidang kardiologi
Pembicara : Ust. Muhalimin,Lc.MM
Pukul : 17.00- selesai
atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih

-sie kerohanian paskal-

09 September 2008






titipan Cak Gon

Media Edukasi dan Silaturahmi Alumni & PPDS Kardiologi Unair

Non Scholae Sad Vitae

Google
WWW Blog ini