10 Oktober 2011

CORONARY STENT Past, Present and Future

Gusti Rifansyah, R. Mohammad Yogiarto

Mekanisme yang mendasari terjadinya berbagai gambaran klinis penyakit jantung koroner adalah terjadinya iskemia miokard akibat plak ateroma pada arteria koronaria. Ateroma tersebut menyebabkan stenosis, yang makin lama makin memberat. Manifestasi klinis iskemia miokard akan muncul bila stenosis sudah mencapai 60% atau lebih. Iskemia miokard biasanya dirasakan oleh penderita sebagai nyeri yang khas yang disebut angina pektoris.
Guna menekan angka kesakitan maupun kematian akibat penyakit jantung koroner tersebut telah dikembangkan terapi farmakologis dan non farmakologis (invasif). Teknik invasif guna revaskularisasi miokard pada penatalaksanaan Penyakit Jantung Koroner (PJK) dapat berupa bedah pintas arteri koroner (coronary artery bypass graft/CABG) atau tindakan kateterisasi.
Tindakan kateterisasi berupa percutaneous transluminal coronary angioplasty/PTCA baru pertama kali dilakukan pada September 1977 oleh seorang ahli radiologi berkebangsaan Swiss bernama Andreas Gruenzig. Semenjak itu PTCA terus mengalami perkembangan sampai dengan ditemukannya teknologi stent intrakoroner untuk mengurangi kekurangan-kekurangan metode revaskularisasi dengan balon (PTCA). Stent adalah suatu perancah metal yang dikembangkan di dalam segment arteri koroner yang mengalami penyempitan guna menjaga lebar patensi pembuluh darah yang mengalami gangguan tersebut.

Lihat disini

Tidak ada komentar:

Media Edukasi dan Silaturahmi Alumni & PPDS Kardiologi Unair

Non Scholae Sad Vitae

Google
WWW Blog ini