Musnidarti, Jatno Karyono
Kasus infark atrial (IA) adalah suatu kondisi yang jarang ditelaah. Infark atrial dideteksi sekitar 0.7-42 persen dari penemuan otopsi infark miokard akut (IMA). Secara elektrokardiografi IA ini juga jarang dikenali, tetapi dilaporkan terjadi 1 – 17 persen pada pasien dengan IMA (Man-Hong Jim, 2004; Chou TC, 1996).
Berdasarkan laporan klinis yang ada, hanya sedikit infark atrial yang terdiagnosis. Mungkin disebabkan dua faktor utama yaitu : pertama, gambaran klinis infark atrial tidak diketahui. Kedua, hasil diagnosis infark atrial hanya berdasarkan elektrokardiogram . Amplitudo yang rendah dari depolarisasi atrial dan repolarisasi atrial yang tertutup oleh kompleks ventrikel selama sinus ritme, menyulitkan diagnosis IA . Selain itu, IA sering terjadi bersamaan dengan infark ventrikel disertai aritmia atrial Tidak ada laporan mengenai hasil diagnosis infark atrial melalui ekokardiografi sebab sukar untuk mengamati gerakan atrial oleh ekokardiografi konvensional (Sasaki T, 1982; Liu, 1961).
Pada rangkaian 400 kasus otopsi yang dilakukan oleh studi klinikopatologik tentang infark atrial, didapatkan 46 kasus otopsi terbukti mengalami infark miokard akut atau infark lama. Mayoritas kasus dari IA ditemukan di atrium kanan (81-98%) dan atrial appendage kanan (RAA) terjadi 78% dari right-sided infarct dan bisa menghasilkan thrombus formation. Keterlibatan biatrial relatif sering (19-24%). Tempat lainnya adalah di dinding lateral atrial kanan, regio sinus nodus dan dinding posterolateral atrium kiri, dinding posterior atrial kanan dan aurikel atrial kiri. Didapatkan juga infark atrial disertai infark posterior ventrikel kiri disebabkan oleh lesi proksimal arteri koroner kanan, terutama sekali stenosis atau obstruksi berat (Chida K, 1992 , Man-Hong Jim, 2004).
Naskah lengkap disini