28 Desember 2010

BERITA DUKA


Innalillahi wa innailaihi roji'un.

Segenap pengurus dan anggota PASKAL
mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya
atas meninggalnya mertua dari Dr. Budi Baktijasa, SpJP (K), FIHA
Semoga almarhum mendapat tempat yang layak di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan mendapat ketabahan. Amin.

SINDROMA ANTIBODI ANTIFOSFOLIPID

Romi Ermawan, Joewono Soeroso

Sindroma antibodi antifosfolipid adalah sekumpulan gejala klinis yang ditandai dengan terdapatnya antibodi antifosfolipid di dalam plasma disertai dengan riwayat kejadian trombosis dan/atau morbiditas kehamilan (Austin et al 2006, Pasquali et al 2008, Urbanus et al 2008, George et al 2009).

Sindroma antibodi antifosfolipid merupakan penyebab utama terjadinya trombofilia yang berhubungan dengan trombosis pada arteri dan/atau vena, seperti deep vein thrombosis (DVT), emboli paru, trombosis arteri koroner, trombosis serebrovaskuler, transient ischemic attack (TIA) dan trombosis vaskuler plasenta (Gezer 2003).

Angka prevalensi sindroma antibodi antifosfolipid terutama pada individu yang asimtomatik sampai saat ini tidak diketahui dengan pasti. Montpellier Antiphospholipid Study merupakan penelitian pertama yang menyatakan bahwa diantara para responden yang telah dinyatakan positif memiliki antibodi antifosfolipid, hanya 28% diantaranya yang memiliki manifestasi klinis sindroma antibodi antifosfolipid. Namun para responden selanjutnya tidak dilakukan pengamatan lebih lanjut (Gezer 2003). Pada penelitian yang lain, dari sebuah survei terhadap 100 orang penderita emboli paru dan deep vein thrombosis (DVT), 24 % diantaranya didapatkan antibodi antikardiolipin. Ini menyimpulkan bahwa antibodi antikardiolipin cukup banyak dijumpai, sehingga jika ditemukan kasus emboli paru dan deep vein thrombosis (DVT) yang tidak jelas etiologinya maka antibodi antifosfolipid seharusnya diperiksa (Gezer 2003).

Pada penelitian yang dilakukan terhadap penderita lupus eritematosus sistemik, prevalensi antibodi antifosfolipid lebih tinggi, berkisar 12%-30% untuk antibodi antikardiolipin dan 15%-34% untuk antibodi antikoagulan lupus. Antibodi antifosfolipid dapat meningkat prevalensinya menjadi 15%-86% jika penderita lupus eritematosus sistemik yang memiliki antibodi antifosfolipid dilakukan pengamatan lebih lanjut selama 20 tahun (Gezer 2003, Austin 2006).

Naskah selengkapnya disini

Media Edukasi dan Silaturahmi Alumni & PPDS Kardiologi Unair

Non Scholae Sad Vitae

Google
WWW Blog ini