Atrial fibrilasi (AF) merupakan suatu aritmia supraventrikular yang paling sering terjadi dimana kelainan irama ini juga merupakan salah satu manifestasi kardiak yang umum terjadi pada hipertiroidisme dengan prevalensi berkisar 10-15%. Beberapa faktor resiko kejadian AF yang penting antara lain pertambahan usia, jenis kelamin laki-laki, hipertensi, diabetes, infark miokard dan gagal jantung kongestif. Kadar thyroid stimulating hormone (TSH) yang rendah juga merupakan faktor resiko independen pada AF, seperti yang terjadi pada hipertiroid subklinis. Selain masalah aritmia, AF yang terjadi pada tirotoksikosis juga berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan oleh kejadian tromboemboli. Langkah awal penatalaksanaan pasien hipertiroidisme dengan atrial fibrilasi adalah mengembalikan status eutiroid. Pengembalian status eutiroid biasanya berhubungan dengan konversi AF ke irama sinus. Konversi yang tidak berhasil setelah pengembalian status eutiroid membutuhkan kardioversi secara elektrik ataupun farmakologik dimana pemilihan jenis terapi anti aritmia yang tepat dan adekuat sebaiknya disesuaikan dengan mekanisme kejadian AF dan juga kondisi klinis yang ada. Selain daripada itu, walaupun masih kontroversial, antikoagulan oral dengan dosis yang disesuaikan merupakan hal yang penting pada sebagian besar pasien AF untuk mencegah komplikasi tromboemboli. Pembahasan kali ini akan menitikberatkan pada mekanisme kejadian serta penatalaksanaan AF pada hipertiroidisme.
Lihat disini