Claudication intermitten merupakan gejala utama dari PAD pada ekstremitas bawah, gejala lain adalah hilangnya rasa atau kelemahan dari tungkai, luka yang tidak sembuh sembuh di kaki dan perubahan warna ekstremitas. Sekitar 50% pasien asimptomatis. dan terjadi peningkatan gejala setelah 5 - 10 tahun terapi konservatif. Dan 20 % sampai 30% dari pasien tersebut mengalami gejala klinis sangat berat dan membutuhkan terapi intervensi serta 10% diantaranya menjalani amputasi.
Faktor risiko untuk terjadinya PAD adalah merokok, hipertensi, hiperlipidemia, diabetes, riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau pembuluh darah, obesitas, dan gaya hidup perkotaan. Karena suatu proses aterosklerosis maka pasien-pasien dengan PAD juga beresiko tinggi untuk terjadinya stroke, infark miokard dan kematian akibat kardiovaskular.
Perkembangan Ilmu pengetahuan yang cepat dalam dekade terakhir ini, serta pengalaman operator dalam menangani kasus-kasus yang kompleks makin berkembang maka tindakan terapi endovaskular seperti Percutaneous Transluminal Angioplasty (PTA) dan stenting telah menggantikan terapi pembedahan pada lesi-lesi yang telah direkomendasikan. Keuntungan terapi revaskularisasi endovaskular yang utama adalah rendahnya angka komplikasi dengan angka rata-rata antara 0.5%-4%, dan dengan suatu tehnik yang mutakhir angka keberhasilan mencapai 90% walaupun pada lesi yang panjang.
Tindakan intervensi perkutan pada ekstremitas bawah sekarang ini menjadi pilihan utama pada lesi PAD, mengingat komplikasi yang lebih sedikit, masa rawatan di rumah sakit yang lebih pendek, tidak perlu anestesi umum, di bandingkan dengan tindakan pembedahan
Naskah lengkap disini