Abdur Rohman, Esti Hindariati
Lupus Eritematosus Sistemik (LES) adalah suatu penyakit otoimun dimana organ, jaringan dan sel-sel tubuh mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh otoantibodi terikat jaringan dan kompleks imun. LES merupakan suatu penyakit otoimun yang tidak diketahui penyebabnya dan merupakan penyakit otoimun sistemik paling banyak ditemukan, ditandai dengan inflamasi berbagai macam organ (ginjal, otak, jantung, liver, paru, persendian, otot, kulit dll) dengan suatu evolusi dari remisi dan rekuren, terutama pada stadium awal penyakit. Nama “lupus” berasal dari kata Latin “lupus” yang berarti “serigala” dan merujuk pada lesi erithematous klasik pada wajah. Aspek LES yang paling khas dan kuat adalah status otoimunnya, yang ditandai oleh munculnya berbagai antibodi terhadap inti, sitoplasma dan membran sel.
Keterlibatan jantung pada LES telah diketahui sejak lama. Beberapa studi klinis dan post mortem menunjukkan tingginya insiden manifestasi kardiovaskular pada LES. Manifestasi kardiovaskular pada penderita LES bervariasi dari keluhan ringan sampai berat bahkan mengancam jiwa. Aterosklerosis yang dipercepat dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK)-nya adalah penyebab morbiditas dan kematian mendadak yang cukup signifikan pada LES. Wanita dengan LES mempunyai kecenderungan 7 – 50 kali resiko terkena PJK.
Naskah Lengkap di : http://rapidshare.com/files/132296696/Manifestasi_Kardiac_Pada_Lupus_Eritematosus_Sistemik.doc.html
Slide di :http://rapidshare.com/files/132296175/Cardiac_Manifestations_of_SLE.ppt.html
25 Juli 2008
MANIFESTASI KLINIK LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK PADA JANTUNG
TERAPI HOLISTIK PADA ARITMIA KEHAMILAN
Suryono, Jatno Karyono
Aritmia merupakan keadaan yang sering kita temukan dalam praktek sehari hari, keadaan ini sering memerlukan pengobatan segera untuk menghindari terjadinya komplikasi yang dapat mengancam jiwa. Diketahui bahwa gender ikut mempengaruhi munculnya aritmia. Laporan menyebutkan wanita lebih mudah mengidap aritmia, kejadian ini lebih sering ditemukan selama kehamilan dan akan meningkat bila ada kelainan struktur jantung sebelumnya
Penalaksanaan aritmia pada kehamilan tentunya berbeda dengan wanita pada umumnya, pengobatan tidak hanya terfokus pada ibu tetapi mempertimbangkan juga kondisi janin dan usia kehamilan sehingga klinisi dihadapkan pada suatu pilihan untuk menentukan kapan dan terapi apa yang aman untuk ibu dan janin
Naskah lengkap disini
Slide lengkap di : http://rapidshare.com/files/130870828/TERAPI_HOLISTIK_PADA_ARITMIA_KEHAMILAN.ppt.html
TERAPI ABLASI KATETER PADA ATRIOVENTRICULAR NODAL REENTRANT TACHYCARDIA
Endah Dewati, Budi Baktijasa
Ablasi kateter adalah prosedur yang dilakukan untuk memperbaiki gangguan irama jantung. Sejak diperkenalkan pada awal tahun 1990-an, terapi ablasi kateter telah meningkat pemakaiannya dalam penatalaksanaan SVT, berdasarkan pada efikasi dan keamanan bila dilakukan di center dengan klinisi yang berpengalaman. Ablasi bisa dilakukan dengan frekuensi radio (radiofrequency catheter ablation/RFCA) dan cryothermal energy. Target ablasi kateter pada AVNRT adalah slow-pathway di regio posteroseptal annulus trikuspid. Dengan angka keberhasilan lebih dari 95%, komplikasi serius tidak lebih dari 0,2%, komplikasi AV block tidak lebih dari 1%, dan angka kekambuhan 3-7%, maka saat ini ablasi menjadi pilihan terapi jangka panjang pada AVNRT simtomatis.Pemakaian ablasi cryothermal mempunyai keefektifan yang sama dan mengurangi risiko AV block, meskipun studi yang membandingkan kedua pendekatan ini masih kurang.
Naskah lengkap di : http://www.filefactory.com/file/42ad58/n/TERAPI_ABLASI_KATETER_PADA_AVNRT_doc
Download slide di : http://www.filefactory.com/file/746a90/n/CATHETER_ABLATION_THERAPY_OF_AVNRT_ppt
PEMAKAIAN OBAT SIMPATOMIMETIK-AMIN PADA SYOK SEPTIK
Tujuan resusitasi awal pada penderita sepsis adalah memperbaiki perfusi jaringan dan oxygen supply, serta menormalisasi metabolisme seluler. Jika resusitasi cairan yang adekuat gagal memperbaiki stabilitas hemodinamik dan perfusi jaringan, obat simpatomimetik-amin (vasoaktif katekolamin dan inotropik) yaitu dopamin, norepinefrin dan dobutamin biasanya diberikan. Norepinefrin merupakan vasokonstritor yang kuat sehingga diduga dapat mengakibatkan hipoperfusi pada end organ, oleh karena itu dulu penggunaan norepinefrin untuk syok septik sedikit dibatasi dan ditempatkan sebagai obat pilihan kedua. Tetapi studi terakhir menyebutkan bahwa norepinefrin lebih superior daripada dopamin sehingga dipertimbangkan penggunaannya sebagai obat pilihan pertama
Naskah lengkap di : http://rapidshare.com/files/132302048/SIMPATOMIMETIK-AMIN_PADA_SYOK_SEPTIK.doc.html
INTERVENSI PERKUTAN PADA OKLUSI TOTAL KRONIK ARTERI KORONER
Keberhasilan PCI pada lesi oklusi (Chronic Total Occlusion, CTO) tidak seperti pada lesi non-oklusi. Hingga saat ini revaskularisasi perkutan pada CTO masih merupakan tantangan bagi para intervensionist cardiologist, bahkan dianggap sebagai perbatasan akhir (last frontier) prosedur PCI. Hal ini disebabkan karena PCI pada CTO secara tehnik lebih kompleks dengan angka keberhasilan yang lebih rendah dibanding dengan lesi non-oklusi yaitu berkisar 55–80% 2 dan angka restenosis yang lebih tinggi (43-77%), sehingga PCI pada CTO baru dilakukan pada 10 % hingga 15% dari seluruh prosedur angioplasty. Akibatnya sebagian besar pasien dengan CTO mendapat terapi medikamentosa maupun pembedahan bypass. Walaupun hingga saat ini belum ada penelitian prospektif, acak dan terkontrol yang membandingkan PCI dengan terapi medikamentosa serta pembedahan pada lesi CTO, beberapa penelitian retrospektif membuktikan bahwa revaskularisasi perkutan yang berhasil dilakukan pada lesi CTO akan dapat memperbaiki keluhan angina, fungsi ventrikel kiri, toleransi terhadap latihan, meningkatkan kualitas hidup bahkan dapat menurunkan major adverse cardiac event.