Perubahan gaya hidup dan tingginya prevalensi obesitas menyebabkan angka kejadian diabetes mellitus (DM) semakin meningkat terutama pada dua dekade terakhir. Secara global, prevalensi DM diperkirakan berkisar 135 juta usia dewasa pada tahun 1995 dan berkembang menjadi 300 juta pada tahun 2025 (Boudina, 2007).
Diabetes mellitus dapat mempengaruhi berbagai organ termasuk struktur dan fungsi miokardium jantung tanpa adanya hipertensi, penyakit jantung koroner, maupun penyakit katub atau kongenital. Kelainan ini dikenal sebagai “kardiomiopati diabetik” atau “diabetic cardiomyopathy” (DCM) (Boudina, 2007;, 2009). Beberapa studi epidemiologi dan klinis menunjukkan bahwa DM merupakan faktor resiko independent terhadap terjadinya gagal jantung tanpa disertai hipertensi maupun penyakit jantung koroner (Gregg, 2005). Studi Framingham menunjukkan adanya peningkatan kejadian gagal jantung pada penderita DM laki-laki maupun perempuan, berturut-turut sebesar 2,4 dan 5,1 kali lipat (Gregg, 2005; Marwick 2008). Komplikasi kardiovaskular pada DM adalah penyebab utama meningkatnya morbiditas dan mortalitas. Sebagian besar (80%) kematian pada penderita DM disebabkan oleh penyakit jantung (Fang, 2004; Sharma, 2006).
Naskah selengkapnya disini