09 September 2011
13th Continuing Medical Education
AMIODARONE PULMONARY TOXICITY
Amiodaron merupakan antiaritmia yang paling umum digunakan di Amerika utara. Pada tahun 2007, di Kanada sekitar 500.000 orang menggunakan obat ini. Penggunaan obat ini terus meningkat selama tiga tahun belakangan ini, dibandingkan sotalol masih sedikit penggunaannya. Meningkatnya penggunaan amiodaron didapatkan juga di beberapa negara lain. Di Australia penggunaan amiodaron meningkat empat kali lipat sejak tahun 1994 hingga 2003. Popularitas amiodaron ini jelas karena efektif dan berguna dalam menurunkan dan mencegah aritmia. Disamping itu didapatkan juga hubungannya dengan berbagai efek samping, yang paling serius adalah Amiodaron Pulmonary Toxicity (APT).
Risiko toksisitas dari obat ini disebabkan karena meningkatnya konsentrasi amiodaron dalam plasma. Namun, hubungan APT dengan dosis kumulatif total lebih baik daripada dosis harian pada konsentrasi amiodaron di plasma. Meskipun toksisitas dapat terjadi kapan saja setelah pemberian terapi, akan tetapi risiko paling tinggi ditemukan pada pasien yang mendapat terapi amiodaron > 400mg /hari selama lebih dari 2 bulan, atau pada amiodaron dosis rendah, umumnya 200 mg perhari selama lebih dari 2 tahun.
Naskah lengkap disini
DEFISIENSI BESI DAN ANEMIA PADA GAGAL JANTUNG KRONIK
Defisiensi besi jarang menjadi perhatian pada gagal jantung kronik, meskipun pada pasien gagal jantung kronik mempunyai kecenderungan untuk terjadi defisiensi besi. Hal ini diduga terkait dengan adanya penggunaan rutin aspirin, klopidogrel, preparat antiplatelet lainnya, dan antikoagulan. Disamping itu pada CHF juga terjadi peningkatan berbagai sitokin proinflamasi yang menyebabkan penumpukan besi di jaringan RES dan menghambat
absorpsi besi, serta timbulnya CKD pada pasien CHF juga akan menyebabkan kecenderungan timbulnya defisiensi besi yang disertai anemia maupun tidak.
Angka prevalensi defisiensi besi pada CHF cukup bervariasi, mulai dari 21%, hingga angka yang cukup tinggi cukup tinggi sekitar 73%.
Anemia sering dijumpai pada gagal jantung kronik, kondisi ini dapat menjadi marker prognostik pada pasien dengan gagal jantung kronik. Studi dari Val-HeFT mendapatkan penurunan Hb yang dialami pasien CHF selama 12 bulan dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas, sedangkan peningkatan Hb terkait dengan rendahnya angka mortalitas secara bermakna.
Naskah lengkap disini