10 November 2009

Penggunaan Drug Eluting Balloon (DEB) pada seorang penderita dengan Instent Restenosis pada stent Bare Metal Stent (BMS) di cabang LAD

Donny Hendrasto,Yudi Her Oktaviono

Instent restenosis (ISR) merupakan suatu keadaan yang dapat terjadi pada penderita dengan tindakan setelah Percutaneus Coronary Transluminal Angioplasty (PTCA) khususnya dalam pemasangan Bare Metal Stent (BMS), yaitu disebabkan oleh hyperplasia dari lapisan neo intimal sehingga menyebabkan penyempitan pada lumen yang telah terpasang stent tersebut.2,11,12
Insidens dari Instent restenosis(ISR) setelah PTCA berkisar 5% hingga 35% pada pemasangan BMS, maka dengan demikian perlu adanya upaya untuk mengatasi kondisi tersebut yang diantaranya sekarang sedang berkembang adalah penggunaan Drug Eluting Balloon(DEB) atau Drug Coated Balloon.2,11
Adapun dasar pemikiran bahwa konsentrasi efektif suatu bahan antiproliferatif dalam jangka pendek dapat menghambat proliferasi neointimal sehingga mencegah timbulnya in-stent restenosis,maka walaupun dalam era Drug Eluting Stent (DES)seperti sekarang ini,tampaknya masih diperlukan alternatif lain untuk penanganan ISR yaitu dengan DEB.2,11
Naskah lengkap disini

DEEP VEIN TROMBOSIS PADA SEORANG PASIEN DIABETES MELLITUS

R. Mohammad Budiarto, Djoko Santoso

Deep Vein Trombosis (DVT) merupakan pembentukan bekuan darah pada lumen pembuluh darah vena dalam (deep vein) yang diikuti atau diakibatkan suatu reaksi inflamasi pada dinding pembuluh darah dan jaringan perivena. Berdasarkan data di Amerika DVT merupakan penyebab kematian terbanyak, sekitar 200 ribu orang yang meninggal akibat trombosis vena atau arteri (Lopez , 2004).
 Virchow menyebutkan bahwa patogenesis DVT terutama disebabkan adanya abnormalitas dinding pembuluh darah, stasis aliran darah vena dan perubahan-perubahan pada elemen darah baik yang terlarut maupun yang berbentuk. Yang dimaksud dengan yang terakhir adalah adanya kelainan jumlah pada protein-ptotein darah, eritrosit, lekosit dan trombosit baik secara kongenital maupun didapat. Selain itu bisa disebabkan oleh keganasan, pemakaian kontrasepsi oral, efek hormonal, infeksi, pembedahan dan inaktivitas (Bates, 2004).
DVT biasanya terjadi didaerah sinus pembuluh darah pada otot ekstremitas bawah tetapi adakalanya terjadi pada pembuluh darah daerah proksimal, biasanya sebagai respon akibat trauma maupun tindakan operasi. Oleh sebab itu diperlukan penanganan yang optimal pada penderita DVT agar tidak terjadi komplikasi seperti perluasan trombus, emboli paru, trombosis berulang serta sindroma paska-phlebitis yang dapat meningkatkan morbiditas (Schreiber, 2008).
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit yang menyebabkan terjadinya gangguan pada tingkat makrovaskuler dan mikrovaskuler, dengan hasil akhir berupa gangguan homeostasis. Dalam keadaan normal didalam pembuluh darah substansi aktif mengalami sintesis dan beredar untuk menjaga homeostasis pembuluh darah, aliran darah dan memberi nutrisi sehingga terjadinya trombosis dapat dicegah (Luscher, 2003; Creager, 2004).

Naskah dapat dibaca disini

Media Edukasi dan Silaturahmi Alumni & PPDS Kardiologi Unair

Non Scholae Sad Vitae

Google
WWW Blog ini