Lima Peni, Iswanto Pratanu
Prinsip pengobatan dan penatalaksanaan IMA adalah menyelamatkan miokardium sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sependek-pendeknya, oleh karena miokardium tidak dapat mengalami regenerasi menjadi miokard yang berfungsi aktif kontraktif setelah mengalami nekrosis. Proteksi miokardrium (Myocardial protection) adalah usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya nekrosis pada miokardium yang mengalami iskemia. Secara umum dari bukti klinis yang ada, memperbaiki aliran darah arteri koroner yang mengalami oklusi segera setelah.
Selain revaskularisasi, pemberian terapi adjuvant terhadap IMA terbukti bermanfaat untuk mencegah nekrosis. Beberapa studi eksperimental membuktikan manfaat terapi ajuvant pada IMA. Beberapa terapi ajuvant berfungsi untuk mencegah proses trombosis dan reoklusi, mengurangi kebutuhan oksigen miokardium, serta mengurangi injuri reperfusi.
Berdasarkan beberapa studi PCI terbukti lebih superior dibandingkan trombolitik. Akan tetapi keterbatasan sarana kateterisasi serta beberapa studi membuktikan manfaat trombolitik sebagai pilihan terapi awal reperfusi. Sehingga keduanya merupakan standart terapi IMA pada saat ini.
Lihat disini
10 Oktober 2011
CORONARY STENT Past, Present and Future
Gusti Rifansyah, R. Mohammad Yogiarto
Mekanisme yang mendasari terjadinya berbagai gambaran klinis penyakit jantung koroner adalah terjadinya iskemia miokard akibat plak ateroma pada arteria koronaria. Ateroma tersebut menyebabkan stenosis, yang makin lama makin memberat. Manifestasi klinis iskemia miokard akan muncul bila stenosis sudah mencapai 60% atau lebih. Iskemia miokard biasanya dirasakan oleh penderita sebagai nyeri yang khas yang disebut angina pektoris.
Guna menekan angka kesakitan maupun kematian akibat penyakit jantung koroner tersebut telah dikembangkan terapi farmakologis dan non farmakologis (invasif). Teknik invasif guna revaskularisasi miokard pada penatalaksanaan Penyakit Jantung Koroner (PJK) dapat berupa bedah pintas arteri koroner (coronary artery bypass graft/CABG) atau tindakan kateterisasi.
Tindakan kateterisasi berupa percutaneous transluminal coronary angioplasty/PTCA baru pertama kali dilakukan pada September 1977 oleh seorang ahli radiologi berkebangsaan Swiss bernama Andreas Gruenzig. Semenjak itu PTCA terus mengalami perkembangan sampai dengan ditemukannya teknologi stent intrakoroner untuk mengurangi kekurangan-kekurangan metode revaskularisasi dengan balon (PTCA). Stent adalah suatu perancah metal yang dikembangkan di dalam segment arteri koroner yang mengalami penyempitan guna menjaga lebar patensi pembuluh darah yang mengalami gangguan tersebut.
Lihat disini
Mekanisme yang mendasari terjadinya berbagai gambaran klinis penyakit jantung koroner adalah terjadinya iskemia miokard akibat plak ateroma pada arteria koronaria. Ateroma tersebut menyebabkan stenosis, yang makin lama makin memberat. Manifestasi klinis iskemia miokard akan muncul bila stenosis sudah mencapai 60% atau lebih. Iskemia miokard biasanya dirasakan oleh penderita sebagai nyeri yang khas yang disebut angina pektoris.
Guna menekan angka kesakitan maupun kematian akibat penyakit jantung koroner tersebut telah dikembangkan terapi farmakologis dan non farmakologis (invasif). Teknik invasif guna revaskularisasi miokard pada penatalaksanaan Penyakit Jantung Koroner (PJK) dapat berupa bedah pintas arteri koroner (coronary artery bypass graft/CABG) atau tindakan kateterisasi.
Tindakan kateterisasi berupa percutaneous transluminal coronary angioplasty/PTCA baru pertama kali dilakukan pada September 1977 oleh seorang ahli radiologi berkebangsaan Swiss bernama Andreas Gruenzig. Semenjak itu PTCA terus mengalami perkembangan sampai dengan ditemukannya teknologi stent intrakoroner untuk mengurangi kekurangan-kekurangan metode revaskularisasi dengan balon (PTCA). Stent adalah suatu perancah metal yang dikembangkan di dalam segment arteri koroner yang mengalami penyempitan guna menjaga lebar patensi pembuluh darah yang mengalami gangguan tersebut.
Lihat disini
Langganan:
Postingan (Atom)
Media Edukasi dan Silaturahmi Alumni & PPDS Kardiologi Unair
Non Scholae Sad Vitae