Sri Hastuti
Iswanto Pratanu
Myocardial bridging (MB) adalah suatu anomali arteri koroner yang ditandai adanya arteri koroner epikardial yang masuk kedalam miokard. Fenomena ini pertama kali ditemukan oleh Reyman pada tahun 1737 dan pertama kali digambarkan secara angiografi oleh Portman dan Iwig pada tahun 1961. Prevalensi MB yang ditemukan dengan otopsi bervariasi dari 5.4%-85.7% dan secara angiografi berkisar 0.5%-16%. Insiden anomali ini lebih tinggi wanita dibandingkan pria.
MB sering ditemukan di mid arteri desenden anterior kiri (LAD), dan secara angiografi tampak suatu penekanan arteri koroner epikardial. Gangguan yang spesifik dapat dilihat dengan angiografi koroner yang bersifat kuantitatif, studi doppler intrakoroner, dan ultrasonografi intravaskuler. Derajad obstruksi MB bergantung pada lokasi, ketebalan, panjang MB dan derajad kontraktilitas jantung. MB sebenarnya suatu kondisi benigna, namun kadang-kadang memiliki komplikasi iskemia, sindrom koroner akut, spasme koroner, ruptur septal ventrikel, aritmia (meliputi supra ventricular tachycardia dan ventricular tachicardia), AV blok yang dicetuskan oleh exercise, stunning, disfungsi ventrikel yang bersifat sementara, kematian dini setelah transplantasi jantung, dan kematian mendadak.
Berikut ini laporan kasus tentang seorang laki-laki muda dengan keluhan nyeri dada saat berlatih badminton, setelah evaluasi lebih lanjut dengan MSCT dan angiografi koroner disimpulkan menderita MB.
Iswanto Pratanu
Myocardial bridging (MB) adalah suatu anomali arteri koroner yang ditandai adanya arteri koroner epikardial yang masuk kedalam miokard. Fenomena ini pertama kali ditemukan oleh Reyman pada tahun 1737 dan pertama kali digambarkan secara angiografi oleh Portman dan Iwig pada tahun 1961. Prevalensi MB yang ditemukan dengan otopsi bervariasi dari 5.4%-85.7% dan secara angiografi berkisar 0.5%-16%. Insiden anomali ini lebih tinggi wanita dibandingkan pria.
MB sering ditemukan di mid arteri desenden anterior kiri (LAD), dan secara angiografi tampak suatu penekanan arteri koroner epikardial. Gangguan yang spesifik dapat dilihat dengan angiografi koroner yang bersifat kuantitatif, studi doppler intrakoroner, dan ultrasonografi intravaskuler. Derajad obstruksi MB bergantung pada lokasi, ketebalan, panjang MB dan derajad kontraktilitas jantung. MB sebenarnya suatu kondisi benigna, namun kadang-kadang memiliki komplikasi iskemia, sindrom koroner akut, spasme koroner, ruptur septal ventrikel, aritmia (meliputi supra ventricular tachycardia dan ventricular tachicardia), AV blok yang dicetuskan oleh exercise, stunning, disfungsi ventrikel yang bersifat sementara, kematian dini setelah transplantasi jantung, dan kematian mendadak.
Berikut ini laporan kasus tentang seorang laki-laki muda dengan keluhan nyeri dada saat berlatih badminton, setelah evaluasi lebih lanjut dengan MSCT dan angiografi koroner disimpulkan menderita MB.
Naskah lengkap dapat dibaca disini