Haryati, Budi Baktijasa
Ventilasi non invasif (Non invasive ventilation=NIV) adalah penggunaan bantuan ventilator tanpa disertai bantuan alat-alat jalan nafas invasif. NIV pada beberapa tahun terakhir telah mempunyai peranan penting dalam penanganan gagal nafas akut yang disebabkan oleh berbagai penyebab pada berbagai instalasi kesehatan.
Gagal nafas karena edema paru kardiogenik akut merupakan keadaan gawat darurat medik yang sering ditemukan, dan hampir satu juta penderita datang ke rumah sakit pertahun di USA. Angka kematian karena edema paru kardiogenik akut cukup tinggi mencapai 10 – 20%, terutama jika didapatkan bersamaan dengan infark miokard akut.
Penderita dengan edema paru kardiogenik akut sering menderita distress nafas berat dan hipoksemia. Walaupun mayoritas penderita memberikan respon terhadap terapi konvensional, diantaranya pemberian oksigen, diuretika, opiates, dan nitrat, tetapi pada beberapa penderita memerlukan bantuan ventilator. Pada masa terdahulu bantuan ventilator ini dilakukan dengan menggunakan intubasi endotrakeal dan ventilator mekanik, namun saat ini noninvasive positive pressure ventilation (NPPV) banyak digunakan sebagai modalitas terapi pada beberapa kasus gagal nafas akut, termasuk diantaranya edema paru kardiogenik akut. Keuntungan NPPV adalah penderita lebih nyaman, mampu untuk makan dan berbicara, dan mencegah komplikasi yang berkaitan dengan intubasi endotrakeal seperti pneumonia nosokomial maupun trauma saluran nafas atas. Efek menguntungkan NPPV pada gagal nafas karena edema paru kardiogenik akut adalah memperbaiki oksigenasi, meningkatkan cardiac output dan mengurangi kerja pernapasan.
Faktor penting yang menentukan keberhasilan penatalaksanaan gagal nafas akut adalah penggunaan dini NIV. Penggunaan NIV saat ini semakin meningkat dan menjadi salah satu modalitas terapi pada intensive care unit.
Ventilasi non invasif (Non invasive ventilation=NIV) adalah penggunaan bantuan ventilator tanpa disertai bantuan alat-alat jalan nafas invasif. NIV pada beberapa tahun terakhir telah mempunyai peranan penting dalam penanganan gagal nafas akut yang disebabkan oleh berbagai penyebab pada berbagai instalasi kesehatan.
Gagal nafas karena edema paru kardiogenik akut merupakan keadaan gawat darurat medik yang sering ditemukan, dan hampir satu juta penderita datang ke rumah sakit pertahun di USA. Angka kematian karena edema paru kardiogenik akut cukup tinggi mencapai 10 – 20%, terutama jika didapatkan bersamaan dengan infark miokard akut.
Penderita dengan edema paru kardiogenik akut sering menderita distress nafas berat dan hipoksemia. Walaupun mayoritas penderita memberikan respon terhadap terapi konvensional, diantaranya pemberian oksigen, diuretika, opiates, dan nitrat, tetapi pada beberapa penderita memerlukan bantuan ventilator. Pada masa terdahulu bantuan ventilator ini dilakukan dengan menggunakan intubasi endotrakeal dan ventilator mekanik, namun saat ini noninvasive positive pressure ventilation (NPPV) banyak digunakan sebagai modalitas terapi pada beberapa kasus gagal nafas akut, termasuk diantaranya edema paru kardiogenik akut. Keuntungan NPPV adalah penderita lebih nyaman, mampu untuk makan dan berbicara, dan mencegah komplikasi yang berkaitan dengan intubasi endotrakeal seperti pneumonia nosokomial maupun trauma saluran nafas atas. Efek menguntungkan NPPV pada gagal nafas karena edema paru kardiogenik akut adalah memperbaiki oksigenasi, meningkatkan cardiac output dan mengurangi kerja pernapasan.
Faktor penting yang menentukan keberhasilan penatalaksanaan gagal nafas akut adalah penggunaan dini NIV. Penggunaan NIV saat ini semakin meningkat dan menjadi salah satu modalitas terapi pada intensive care unit.
Naskah lengkap disini