11 Februari 2012

Obesitas dan Perubahan Geometri dan Fungsi Jantung

Ariadi Nugroho, Rochmad Romdoni

Prevalensi obesitas meningkat karena adopsi gaya hidup kebarat-baratan. Obesitas didefinisikan oleh indeks massa tubuh (BMI), yang diklasifikasikan sebagai kurus (<20 kg/m2), normal (20-24,9 kg/m2), kelebihan berat badan (25-29,9 kg/m2), dan obesitas (≥30 kg/m2). Data survei pada tahun 2001 memperkirakan bahwa 3,0 % dari orang dewasa mengalami obesitas dan 29,5 % mengalami kelebihan berat badan.

Derajat obesitas berkaitan erat dengan prevalensi penyakit jantung 2. Obesitas sangat terkait dengan perkembangan faktor-faktor risiko utama untuk penyakit aterosklerosis seperti hipertensi, hiperlipidemia, dan diabetes. Obesitas dikaitkan dengan perubahan praklinis struktural dan fungsional jantung, yang bisa berkembang menjadi gagal jantung 3. Tinjauan kepustakaan ini membahas perubahan struktur dan fungsi jantung pada obesitas dan fokus pada bukti-bukti mengenai peranan obesitas tehadap perubahan jantung.

Naskah lengkap disini

Peran Ekokardiografi dalam Diagnosis Perikarditis Konstriktif

Gusti Rifansyah, Budi S Joewono/J. Nugroho Eko

Diagnosis perikarditis konstriktif (PK) masih dianggap penting oleh karena gambaran klinisnya mirip dengan kardiomiopati restriktif (KMR). Walaupun kedua kelainan ini memiliki persamaan gambaran fisik dan hemodinamik, namun perbedaan mendasar masih bisa dianalisa dari data invasif maupun non invasif yang akurat .

Perikarditis konstriktif (PK) merupakan kelainan perikardium yang ditandai dengan adanya gangguan pengisian jantung saat diastolik disertai dengan adanya peningkatan tekanan pengisian ventrikel yang disebabkan oleh karena adanya perikardium yang kaku dan menyatunya lapisan visceral dan parietal.

Penderita pada umumnya mengalami gagal jantung yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan vena jugular, sesak nafas, edema perifer, hepatomegali dan asites. Perikarditis, bedah jantung dan iradiasi mediastinum merupakan penyebab terbanyak terjadinya PK di negara maju.

Naskah lengkap disini


08 Februari 2012

MEKANISME DAN PENATALAKSANAAN ATRIAL FIBRILASI PADA HIPERTIROIDISME

Akhtar Fajar Muzakkir,Dyah Priyatini

Atrial fibrilasi (AF) merupakan suatu aritmia supraventrikular yang paling sering terjadi dimana kelainan irama ini juga merupakan salah satu manifestasi kardiak yang umum terjadi pada hipertiroidisme dengan prevalensi berkisar 10-15%. Beberapa faktor resiko kejadian AF yang penting antara lain pertambahan usia, jenis kelamin laki-laki, hipertensi, diabetes, infark miokard dan gagal jantung kongestif. Kadar thyroid stimulating hormone (TSH) yang rendah juga merupakan faktor resiko independen pada AF, seperti yang terjadi pada hipertiroid subklinis. Selain masalah aritmia, AF yang terjadi pada tirotoksikosis juga berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan oleh kejadian tromboemboli. Langkah awal penatalaksanaan pasien hipertiroidisme dengan atrial fibrilasi adalah mengembalikan status eutiroid. Pengembalian status eutiroid biasanya berhubungan dengan konversi AF ke irama sinus. Konversi yang tidak berhasil setelah pengembalian status eutiroid membutuhkan kardioversi secara elektrik ataupun farmakologik dimana pemilihan jenis terapi anti aritmia yang tepat dan adekuat sebaiknya disesuaikan dengan mekanisme kejadian AF dan juga kondisi klinis yang ada. Selain daripada itu, walaupun masih kontroversial, antikoagulan oral dengan dosis yang disesuaikan merupakan hal yang penting pada sebagian besar pasien AF untuk mencegah komplikasi tromboemboli. Pembahasan kali ini akan menitikberatkan pada mekanisme kejadian serta penatalaksanaan AF pada hipertiroidisme.


Lihat disini

07 Februari 2012

DISLIPIDEMIA SEBAGAI FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER

Kamalia Halid, Sri Murtiwi

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol-LDL, trigliserida, serta penurunan kadar kolesterol-HDL. Semua fraksi lipid mempunyai peranan penting dalam proses terjadinya aterosklerosis dan erat kaitannya antara satu dengan yang lain.

Studi metaanalisis terakhir menemukan bahwa peningkatan level trigliserida pada kenyataannya merupakan faktor risiko independen terjadinya PJK. Peningkatan level trigliserida serum diikuti dengan faktor risiko lipid lainnya diantaranya lipoprotein remnant, small dense Low Density Lipoprotein (LDL) serta High Density Lipoprotein (HDL) kolesterol yang rendah. Trigliserida juga berhubungan dengan faktor risiko nonlipid seperti obesitas, hipertensi, diabetes, merokok, resistensi insulin dan prothrombotic state.

Lihat disini

REHABILITASI KARDIOVASKULER PADA GAGAL JANTUNG

Gusti Rifansyah, Soeharsohadi

Terdapat berbagai definisi yang menjelaskan tentang gagal jantung diantaranya menyatakan bahwa gagal jantung adalah sindroma klinis yang diakibatkan oleh ketidakmampuan jantung memberikan suplai darah sesuai dengan kebutuhan metabolisme jaringan, yang sering disebabkan oleh kegagalan kontraksi miokard dan disertai perubahan neurohormonal.(1)

Diyakini bahwa sekitar 20% populasi dunia menderita berbagai penyakit yang merupakan awal atau predisposisi terjadinya gagal jantung. Laju prevalensi dan hospitalisasi penderita gagal jantung terus mengalami peningkatan. Di Amerika Serikat diperkirakan angka hospitalisasi gagal jantung meningkat lebih dari 600.000 kasus pertahun

Naskah lengkap disini

Media Edukasi dan Silaturahmi Alumni & PPDS Kardiologi Unair

Non Scholae Sad Vitae

Google
WWW Blog ini