Dian Fajarwati, Rochmad Romdoni
Istilah “Syndrome X” pertama kali diperkenalkan oleh Harvey Kemp pada tahun 1973 atau “ Cardiac Syndrome X” istilah yang lebih dikenal kemudian untuk membedakan kondisi ini dengan metabolic “syndrome X” yang saat ini lebih dikenal dengan metabolic syndrome. Nyeri dada tipikal dan perubahan ST segmen yang mengarah pada iskemia myokard pada penderita dengan hasil angiografi koroner yang normal dikategorikan dalam cardiac syndrome X .1
Cardiac syndrome X (CSX) adalah kondisi heterogen yang meliputi mekanisme patogenesis yang bervariasi. Diagnosis CSX berdasar pada adanya tipikal angina pectoris yang dipicu beban latihan , iskemia sementara selama latihan ( ST depresi > 1 mm ) atau saat istirahat dan hasil angiografi menunjukkan arteri koroner normal. Sebagian penderita ini mengalami penurunan respon vasodilatasi mikrovaskuler koroner. Penurunan cadangan aliran darah koroner pada banyak kasus berkaitan erat dengan disfungsi endotel . Istilah “microvascular angina” telah digunakan untuk menggambarkan penderita dengan nyeri dada dan hasil angiografi koroner normal yang mengalami penurunan cadangan aliran darah koroner. Penderita dengan spasme arteri koroner , hipertensi sistemik, hipertrofi ventrikel kiri dan penyakit katup jantung dikeluarkan dari kriteria diagnosis syndrome X. Di samping itu, gambaran nyeri dada yang tipikal dan ST depresi hanya sebagian kecil dari iskemia myokard yang dapat ditunjukkan pada penderita CSX.2,3
Sekitar 20-30 % penderita dengan nyeri dada angina menunjukkan hasil angiografi koroner normal. Beberapa ahli menganggap hal tersebut cukup sebagai dasar diagnosis CSX, maka CSX ini dikenal memiliki batas diagnosis yang lebar. Bagaimanapun , penyebab CSX belum ditetapkan dengan meyakinkan dan definisinya masih kontroversial. Beberapa literatur menyebutkan bahwa wanita pre-menapause cenderung berkembang pada CSX. Faktanya beberapa peneliti secara eksklusif meneliti populasi wanita tetapi penelitian CSX yang lain tetap mempertimbangkan variasi proporsi wanita .4 CSX lebih banyak dijumpai pada wanita daripada pria dan observasi pada wanita dengan CSX sering pada wanita menapause dan menderita gejala insufisiensi ovarium . Hal ini sesuai dengan teori defisiensi estrogen yang berperan pada patogenesis sindroma X. Dan pemberian estrogen eksogen mempunyai implikasi terapi pada wanita dengan CSX.2
Manajemen penderita dengan CSX cukup sulit dan penuh tantangan, dan hal ini terbukti dengan intervensi terapi dalam spektrum luas yang telah dikemukakan oleh para ahli selama lebih dari 25 tahun. Tidak adanya kesepakatan definisi untuk CSX , mekanisme patogenesis yang bervariasi bertanggung jawab terhadap kondisi dan kriteria diagnosis yang digunakan oleh peneliti yang berbeda memberi kontribusi manajemen terapi yang menyulitkan. Meskipun angka kelangsungan hidup jangka panjang tidak terpengaruh, gejala yang dialami sangat mengganggu dan penderita dengan CSX mempunyai kualitas hidup yang kurang baik. Sebagian besar penderita mengalami nyeri dada yang berulang dan memerlukan perhatian medis dalam jangka panjang.3
Berikut ini dilaporkan suatu kasus seorang wanita muda yang diduga menderita Cardiac syndroma X .
Naskah selengkapnya disini