08 Juni 2009

TAKIARITMIA : Apa dan Bagaimana Penatalaksanaannya ?

Yusra Pintaningrum, Budi Baktijasa

Obat antiaritmia merupakan kelompok produk farmasi yang digunakan untuk melambatkan irama yang terlalu cepat dan mengkoreksi denyut jantung tidak teratur (aritmia kardiak), seperti fibrilasi atrial (atrial fibrillation / AF), gelepar atrial / GA (atrial flutter), takikardia ventrikuler (ventricular tachycardy / VT), dan fibrilasi ventrikuler (ventricular fibrillation / VF) Obat antiaritmia dipertimbangkan sebagai terapi lini pertama dalam pencegahan kematian mendadak pada penyakit jantung struktural.
Lebih dari 400 tahun yang lalu, Paracelcus menulis “obat dapat menjadi suatu bahan yang tersembunyi, suatu racun, atau obat tergantung bagaimana menggunakannya dan dosis yang diberikan”. Pernyataan ini terutama berguna untuk obat antiaritmia, yang secara potensial menjadi efek toksik saat diresepkan pada pasien yang tidak tepat. Kebanyakan obat anti aritmia memiliki indeks terapeutik yang relatif sempit. Jika diresepkan dengan bijaksana, maka memiliki peran kunci untuk memperpanjang hidup penderita. Namun, jika obat atau regimen dosis tidak tepat, mengakibatkan efek pro aritmia sampai aritmia. Jadi, penggunaan optimal dari terapi obat anti aritmia tergantung dari pemahaman farmakodinamik dan farmakokinetik dari tiap obat anti aritmia.

Naskah lengkap disini

SEORANG PRIA MUDA DENGAN EFUSI PERIKARDIUM MASIF: PROBLEM DIAGNOSTIK

Musnidarti, Budi Baktijasa

Efusi perikardium adalah penumpukan cairan abnormal dalam ruang perikardium. Ini dapat disebabkan oleh berbagai kelainan sistemik, lokal atau idiopatik. Cairan tersebut dapat berupa transudat, eksudat, pioperikardium, atau hemoperikardium. Efusi perikardium bisa akut atau kronis, dan lamanya perkembangan memiliki pengaruh besar terhadap gejala-gejala pasien (Strimel W, 2006).
Efusi perikardium pada pasien dengan kanker lanjut merupakan hal yang biasa namun bila terjadi akan menjadi masalah berat. Berdasarkan pemeriksaan post mortem, metastase kardiak terjadi pada 2,3% - 18,3% subyek dengan keganasan. Perikardium adalah tempat paling sering terjadi metastase kardiak ( 69,4 %). Keganasan paling sering melibatkan perikardium adalah karsinoma paru, payudara, limfoma, ovarium, lambung , prostat. Medary dkk melaporkan insiden lebih tinggi terjadi pada laki-laki dibanding wanita dengan rasio 7:3. Efusi terkait keganasan dapat menyerang semua umur. (Venugopalan P , 2006; Bussani, 2007). 

Naskah lengkap disini

RESISTENSI INSULIN PADA GAGAL JANTUNG

Nyimas Maida Shofa, Djoko Soemantri

Pada beberapa tahun terakhir, resistensi insulin dikenal sebagai faktor utama resiko penyakit kardiovaskuler dan telah mencapai tingkat epidemi di negara Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Sebagai tambahan, IR berkaitan dengan faktor-faktor lain seperti hipertensi, dislipidemia, dan gangguan metabolik yang berperan sebagai faktor resiko cardiovaskuler pada penderita dengan IR (Walcher, 2004).
Seseorang dengan kelompok faktor resiko seperti obesitas, impaired fasting glucose (IFG), hipertensi, HDL rendah, dan TG yang tinggi dikenali sebagai sindrom metabolik yang merupakan dasar dari resistensi insulin. Sindroma metabolik dan resistensi insulin merupakan faktor-faktor yang selanjutnya akan berkembang menjadi diabetes melitus tipe 2 dan penyakit kardiovaskuler (Meigs, 2007).
Meskipun antagonis neurohumoral telah berhasil menurunkan angka mortalitas dan morbiditas gagal jantung, namun angka kecacatan dan tingkat kematian pada penderita tersebut masih tinggi. Walaupun abnormalitas dari metabolisme otot jantung berhubungan dengan gagal jantung, dari data terbaru menyatakan bahwa gagal jantung dapat menimbulkan perubahan metabolik seperti resistensi insulin yang sebagian besar disebabkan oleh aktivasi neurohumoral (Ashrafian, 2007). 
Naskah lengkap disini

Media Edukasi dan Silaturahmi Alumni & PPDS Kardiologi Unair

Non Scholae Sad Vitae

Google
WWW Blog ini