Sumarni, Yudi Her Oktaviono
Terapi farmakologi berperan utama dalam
penatalaksanaan hipertensi, pemberian obat antihipertensi saja dipastikan tidak
efektif untuk semua pasien. Sedangkan penggunaan antihipertensi disertai dengan
modifikasi gaya hidup, hampir 50% penderita hipertensi tidak terkontrol dan
15-20% cenderung resisten terhadap pengobatan padahal
penderita sudah menggunakan beberapa jenis obat dengan dosis tertinggi yang
masih dapat ditoleransi. Untuk mengelola hipertensi seperti ini,
diperlukan pemahaman mengenai patofisiologi dari hipertensi resisten tersebut
sehingga dapat menentukan pilihan terapi dengan tepat termasuk mempertimbangkan
terapi selain farmakologik dalam hal ini pendekatan terapi yang mempengaruhi
langsung sistem saraf simpatis. Oleh karena itu pada
tinjauan kepustakaan ini akan di bahas mengenai manajemen hipertensi yang resisten
terhadap terapi dengan harapan terapi inovatif
dapat menekan beban morbiditas dan mortalitas yang ditimbulkan oleh
penyakit ini.
Lihat disini