

Lihat disini
Prosthesis-Patients Mismatch (PPM) pertama kali dijelaskan pada tahun 1978 oleh Rahimtoola. PPM timbul apabila effective orifice Area/ EOA terlalu kecil jika dikaitkan dengan luas permukaan tubuh pasien/Body Surface Area (BSA). Dampak hemodinamik yang utama dari PPM adalah timbulnya gradien tekanan transvalvular yang tinggi pada katup yang berfungsi normal.
Beberapa studi menunjukkan bahwa adanya PPM mempengaruhi survival jangka pendek dan jangka panjang. Lebih lanjut dilaporkan bahwa PPM pada katup Aorta dapat menyebabkan kegagalan pemulihan fungsi sistolik ventrikel kiri dan regresi dari massa ventrikel kiri. Sehingga terjadi hipertrofi ventrikel kiri persisten yang merupakan penyebab dari gagal jantung diastolik. Sedangkan PPM pada katup Mitral memiliki konsekuensi yang sama dengan residual mitral stenosis yaitu timbulnya gradien tekanan mitral yang tinggi, peningkatan tekanan di Atrium kiri dan arteri pulmonalis. Hipertensi arteri pulmonalis akan menyebabkan gagal jantung kanan dan tingginya tekanan di atrium kiri merupakan predisposisi timbulnya fibrilasi atrial. Tetapi banyak variabel yang mempengaruhi keluaran klinis pasca operasi sehingga sulit untuk menentukan performance hemodinamik dari katup pengganti. Dengan metode yang tepat PPM dapat diprediksi dan dicegah menggunakan strategi yang sederhana pada saat operasi.
Lihat disini
Fungsi pompa dan kontraktilitas miokard dapat dinilai saat mengevaluasi fungsi sistolik ventrikel kiri. Fraksi ejeksi yang diambil dari left ventriculography secara rutin digunakan sebagai petunjuk fungsi pompa. Relaksasi aktif dari miokard ventrikel kiri selama early diastole dan LV passive filling atau compliance selama mid diastole-late diastole merupakan faktor penting dalam mengevaluasi fungsi diastolik ventrikel kiri.
Beberapa alasan mengapa fungsi diastolik menjadi penting : (1) 30-40% penderita congestive heart failure memiliki fungsi pompa ventrikel kiri normal (2) pola transmitral flow velocity menggunakan metode pulsed doppler, sebagai evaluasi non invasif fungsi diastolik ventrikel kiri (3) pada penderita dengan gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri, pseudonormal atau restriktif filling memiliki prognosis buruk. Tissue Doppler Imaging (TDI) digunakan secara klinis untuk mengevaluasi myocardial motion velocity secara kuantitatif dan beberapa studi melaporkan pentingnya TDI sebagai perbandingan parameter sistolik dan diastolik.
Hubungan kadar asam urat dan penyakit kardiovaskuler telah diteliti sejak awal abad 19. Penelitian epidemiologi menunjukkan adanya hubungan antara kadar serum asam urat dengan sejumlah kondisi penyakit kardiovaskuler antara lain hipertensi, sindroma metabolik, penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskuler, demensia vaskuler, preeclampsia dan penyakit ginjal. Studi LIFE (Losartan Intervention for Endpoint Reduction) menunjukkan peran asam urat terhadap terjadinya penyakit kardiovaskuler, sedangkan studi yang dilakukan pada 5.926 subyek yang diamati selama 16 tahun menunjukkan hubungan yang signifikan antara peningkatan kadar asam urat dan angka mortalitas penyakit kardiovaskuler (Alderman, 2004; Feig, 2008).
Saat ini penyakit kardiovaskuler masih merupakan penyebab kematian terbanyak di negara maju dan juga di negara berkembang hingga tahun 2020. Penggunaan antikoagulan telah terbukti untuk menurunkan komplikasi thromboemboli pada penderita dengan penyakit kardiovaskuler. Heparin dan warfarin
merupakan antikoagulan yang selama ini telah banyak digunakan. Tetapi kedua antikoagulan tersebut mempunyai keterbatasan antara lain therapeutic window yang sempit untuk mendapatkan efek terapi yang adekuat tanpa menimbulkan resiko perdarahan dan mempunyai variasi dosis yang tinggi diantara individu. Limitasi heparin yang lain adalah menimbulkan Heparin-induced thrombocytopenia (HIT) yaitu timbulnya trombositopenia yang terjadi akibat pemakaian unfractioned heparin atau Low Molekul Weight Heparin ( LMWH ).