Congestive hepatopathy

Lihat disini
Endokarditis infeksiosa (IE) adalah infeksi mikroba endovaskuler pada struktur kardiovaskuler (katup jantung dan endokardium atrial dan ventrikel) termasuk endoarteritis pembuluh darah besar intrathorak (patent ductus arteriosus, arteri-venous shunt dan coarctacio aorta) atau benda asing intrakardiak (katup jantung buatan, lead ICD, surgically cardiac conduits). Insiden IE sebesar 2-4 kasus per 100,000 populasi di US sedangkan pada pasien dengan katup prosthetik mitral, resiko terjadinya endokarditis sebesar 5% per tahun. Angka mortalitas pada era sebelum antibiotik mencapai 100%, sedangkan setelah ditemukannya antibiotik menurun menjadi 20-50%. Data lain menyebutkan angka mortalitas di rumah sakit (in hospital mortality) berkisar antara 9,6 % sampai 26 % dan angka kematian dalam 1 tahun sebesar 20,6 % sampai 37%.
Komplikasi neurologi IE merupakan komplikasi yang sangat berbahaya dan menjadi salah satu penyebab kematian pada IE . Insiden komplikasi sistem saraf pusat diperkirakan sebesar 20% hingga 40% dari seluruh kasus IE. Komplikasi tersebut dapat berupa stroke emboli sampai stroke perdarahan. Pada suatu studi serial menemukan sebanyak 3-7 % adalah stroke perdarahan. Penanganan IE dengan komplikasi ini sulit dan mempunyai resiko yang tinggi terjadinya kematian.
Lihat disiniGagal jantung merupakan masalah medis yang besar dan masalah epidemiologi yang luas. Penelitian-penelitian terakhir, baik pada gagal jantung akut maupun kronik, menunjukkan hal ini masih terkait dengan tingginya morbiditas dan mortalitas (Lok, 2010). Gagal jantung merupakan disfungsi mekanik yang melibatkan berbagai interaksi mekanisme patofisiologis yaitu inflamasi, tissue remodelling, sinyal neurohormonal dan endokrin serta interaksi sistem ginjal dan saraf (Yanavitski, 2011). Identifikasi dini pada pasien beresiko tinggi dapat menyebabkan outcome yang baik dan biomarker memiliki nilai klinis yang penting dalam hal ini (Lok, 2010).
Meskipun dalam mendiagnosis dan stratifikasi resiko gagal jantung telah mengalami kemajuan, kita masih kekurangan alat untuk mendeteksi secara dini dan untuk memprediksi prognosisnya. Beberapa biomarker telah digunakan untuk mendiagnosis dan memprediksi prognosis pasien gagal jantung. Baru-baru ini, galectin-3 diusulkan sebagai biomarker baru (De Boer, 2011). Pada penelitian microarray, galectin-3 adalah salah satu mediator yang paling kuat yang banyak diekspersikan pada gagal jantung (Lin, 2009).