Siti Irma Mashitah, Dyah Prijatini Arifin
Exercise test
merupakan salah satu prosedur non-invasif yang sering dilakukan dalam bidang
kardiologi, sifatnya aman, mudah dilakukan dan relatif tidak mahal.
Prosedur ini berfungsi sebagai alat diagnostik ataupun prognostik penyakit kardiovaskular
terutama untuk menilai pasien-pasien dengan dugaan atau diketahui menderita
penyakit arteri koroner. Melalui exercise
diharapkan aliran darah koroner meningkat untuk memenuhi kebutuhan metabolik
miokard yang lebih tinggi saat itu dan apabila terjadi gangguan aliran darah
koroner maka akan terjadi perubahan gambaran elektrokardiografi (EKG).
Salah satu jenis alat yang sering dipakai untuk exercise test adalah treadmill, sehingga exercise test sering disebut juga treadmill exercise test (TET).
Intepretasi hasil TET utamanya
berdasarkan pada perubahan segment ST, angina yang dipicu exercise, dan kapasitas exercise.
Sedangkan adanya kenaikan heart rate
(HR) saat dilakukan test, dipertimbangkan sebagai pengukuran tambahan untuk
kecukupan tes ini. Jadi jika pasien dapat mencapai 85% HR maksimum berdasarkan
umur maka tes dianggap memadai untuk mendeteksi iskemia miokard. Target HR yang
gagal tercapai menyebabkan tes dinilai sebagai “nondiagnostik” atau
“submaksimal” dan bukan dinilai sebagai hasil yang abnormal. Target HR kadang
juga dipakai sebagai alasan untuk menghentikan tes tanpa menunggu pasien
mengalami kelelahan fisik terlebih dahulu.
Lihat disini