Tanggal 15 September 1977 merupakan hari yang bersejarah bagi dunia kedokteran karena pada saat itu Dr. Roland Andreas Gruentzig dari Austria untuk pertama kali berhasil melakukan tindakan PTCA untuk memperbaiki perfusi koroner seorang penderita dengan stenosis berat di proximal left anterior descending artery. Sejak saat itu terapi intervensi bagi penderita penyakit jantung koroner mengalami kemajuan yang pesat.
Walaupun demikian dalam era 1990-an tindakan PTCA rutin setelah terapi trombolitik dipandang tidak perlu bahkan berbahaya karena 3 randomized trial besar (TAMI, TIMI II-A, European Cooperative), yang khusus dirancang untuk menyelidiki nilai PTCA rutin setelah trombolisis, menunjukkan hasil yang mengecewakan. Namun penggunaan PTCA tanpa didahului terapi trombolitik atau primary PTCA tetap menarik perhatian para ahli. Hasil penelitian Hartzler dkk di Kansas City dianggap sebagai pelopor dalam menunjukkan feasibility dari tindakan primary PTCA. Bersamaan dengan itu, Brodie di Greensboro, North Carolina. Dan O’Neill dan Grines di Royal Oak, Michigan, menyimpulkan bahwa pengujian primary PTCA sebagai modalitas reperfusi masih belum mencukupi (inadequate). Ketiga kelompok ini bergabung dan membentuk kelompok PAMI study. Kelompok ini bersama dengan peneliti dari kelompok Zwolle dan Mayo Clinic menerbitkan hasil dari randomized trial besar pertama yang membandingkan primary PTCA dengan terapi trombolitik pada tahun 1993. Trial ini menunjukkan keuntungan primary PTCA atas terapi trombolitik dan menegakkan primary PTCA sebagai suatu strategi reperfusi yang sah.
Naskah lengkap disini
1 komentar:
bagaimanakah keberhasilan pemasangan ring bila pasien sudah 3 kali kena serangan AMI, apakah masih berguna?maksudnya apabila dibandingkan dengan menggunakan terapi konvensional spt ISDN dan tromboaspilet, dan cost effectivenessnya. kalo ada jurnal lengkapnya tolong di-share.trims
Posting Komentar