Rosemary A. Kozar, MD, PhD; FrederickA. Moore, MD;Margaret M. McQuigguru MS, RD
diterjemahkan oleh Himawan Wicaksono, Soedarsono
Berbagai kondisi perawatan ICU menyebabkan respon metabolisme yang disebut “respon stress injury”. Respon ini dimediasi oleh sistem saraf pusat disertai peningkatan hormon counter-regulatory (katekolamin, kortikosteroid, glukagon). Systemic inflammatory response syndrome (SIRS) dan peningkatan mediator (TNF-ยต,IL-1, IL-2,IL-6) berperan dalam respon stress injury. Kita perlu mengontrol penyebabnya dan memberi substrat eksogen yang mendukung sistem metabolik.
Respon stress injury menyebabkan peningkatan resting energy expenditure (REE), tergantung tipe dan beratnya pencetus (REE dapat meningkat 100% pada luka bakar, 50% pada sepsis, 40% pada trauma, 30% setelah pembedahan). Untuk memenuhi kebutuhan metabolik, diperlukan mobilisasi substrat. Cadangan glukosa akan berkurang, terjadi glukoneogenesis, serta stimulasi jaringan adiposa untuk melepaskan free fatty acid(FFA). Lipolisis meningkat melebihi oksidasi lipid. Trigliserid plasma meningkat, juga terjadi peningkatan katabolisme protein. Protein otot, juga protein seperti albumin, prealbumin, transferin dipecah dan menjadi asam amino, yang menjadi substrat untuk sintesis protein fase akut (faktor pembekuan, gammaglobulin, dan C-reactive protein), glukoneogenesis serta produksi energi. Respon injury stress berbeda dengan starvasi kronik.
diterjemahkan oleh Himawan Wicaksono, Soedarsono
Berbagai kondisi perawatan ICU menyebabkan respon metabolisme yang disebut “respon stress injury”. Respon ini dimediasi oleh sistem saraf pusat disertai peningkatan hormon counter-regulatory (katekolamin, kortikosteroid, glukagon). Systemic inflammatory response syndrome (SIRS) dan peningkatan mediator (TNF-ยต,IL-1, IL-2,IL-6) berperan dalam respon stress injury. Kita perlu mengontrol penyebabnya dan memberi substrat eksogen yang mendukung sistem metabolik.
Respon stress injury menyebabkan peningkatan resting energy expenditure (REE), tergantung tipe dan beratnya pencetus (REE dapat meningkat 100% pada luka bakar, 50% pada sepsis, 40% pada trauma, 30% setelah pembedahan). Untuk memenuhi kebutuhan metabolik, diperlukan mobilisasi substrat. Cadangan glukosa akan berkurang, terjadi glukoneogenesis, serta stimulasi jaringan adiposa untuk melepaskan free fatty acid(FFA). Lipolisis meningkat melebihi oksidasi lipid. Trigliserid plasma meningkat, juga terjadi peningkatan katabolisme protein. Protein otot, juga protein seperti albumin, prealbumin, transferin dipecah dan menjadi asam amino, yang menjadi substrat untuk sintesis protein fase akut (faktor pembekuan, gammaglobulin, dan C-reactive protein), glukoneogenesis serta produksi energi. Respon injury stress berbeda dengan starvasi kronik.
Naskah lengkap disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar