Insulin-like growth factor-1 (IGF-1) disintesa hampir semua jaringan dan merupakan mediator pertumbuhan, diferensiasi dan tranformasi sel. Bicara mengenai IGF-1 tidak terlepas dengan Growth Hormon (GH), karena GH akan merangsang sintesis IGF-1. Reseptor GH diekspresikan lebih aktif di jantung dibandingkan dengan organ lain, dan perubahan sekresi GH akan menyebabkan perubahan secara pararel ekspresi IGF-1 pada jantung. Efek pertumbuhan pada GH dimediasi oleh IGF-1. Jadi IGF-1 merupakan faktor pertumbuhan jantung.1,2
Pada studi terdahulu, dikatakan bahwa IGF-1 merupakan mediator proses aterosklerosis dan lesi vaskular, tetapi studi 4 tahun terakhir mengindikasikan bahwa IGF-1 serum rendah merupakan marker terjadinya aterosklerosis. Pasien defisiensi GH diketahui mengalami resistensi insulin, intoleransi glukosa, hipertensi, dislipidemia dan abnormalitas koagulasi, yang merupakan faktor resiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Pasien akromegali diketahui mengalami intimal-medial thickness (IMT) karotis lebih rendah dibandingkan dengan nonakromegali yang berhubungan dengan peningkatan kadar IGF-1.3,4
Interaksi IGF-1 dengan endotel akan memproduksi nitric oxide (NO) yang dapat mencegah disfungsi endotel dengan efek antiapoptosis dan antiinflamatori. IGF-1 juga menginduksi vasodilatasi dan mempertahankan aliran pembuluh darah koroner. IGF-1 dapat mengurangi kematian sel setelah infark miokard akut. IGF-1 dapat meningkatkan fungsi jantung pada pasien dengan gagal jantung. Karena efek biologi yang luas dan efek potensial terapi yang luas, IGF menjadi fokus penelitian oleh banyak peneliti. Selain potensial terapi yang luas, rendahnya kadar IGF-1 merupakan faktor resiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Sehingga dapat dikatakan bahwa rendahnya kadar IGF-1 merupakan faktor resiko independent penyakit kardiovaskular.
Naskah lengkap disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar