Fanty Filianovika, Suharto
Sepsis adalah penyakit yang kompleks dan merupakan manifestasi dari respon kekebalan dan inflamasi terhadap infeksi. Baik melalui eksotoksin maupun komponen struktur mikroba, sepsis menyebabkan pelepasan berbagai mediator inflamasi seperti tumor necrosis factor-α (TNF-α), interleukin-1α (IL-1α), platelet activating factor (PAF), oxygen free radicals, interferon gamma (IFN-γ) dan metabolit asam arakidonat dari sel monosit atau makrofag dan lain-lain. Untuk mempertahankan homeostasis, beberapa mediator antiinflamasi juga dibebaskan. Jika homeostasis tidak dapat dipertahankan, maka terjadi disfungsi progresif dan berurutan dari berbagai sistem organ (Kumar, 2006).
Sistem kardiovaskular adalah salah satu sistem organ penting yang sering terkena dampak oleh sepsis dan selalu terpengaruh oleh syok septik. Salah satu manifestasi disfungsi kardiovaskular yang sering terjadi selama renjatan septik adalah berupa depresi atau disfungsi miokard, dimana berkontribusi pada tingginya morbiditas dan mortalitas khususnya pada pasien-pasien di unit perawatan intensif. Dalam 5 dekade terakhir telah dilaporkan lebih dari 3000 studi klinis mengenai adanya komplikasi kardiovaskular pada sepsis (Hotchkiss, 2003; Kumar, 2006; Sharma, 2007). Adanya disfungsi kardiovaskular pada sepsis menyebabkan peningkatan angka mortalitas yang signifikan dari 70% menjadi 90%, sebaliknya pada pasien sepsis tanpa disertai gangguan kardiovaskular didapatkan hanya sebesar 20% (Merx, 2007).
Sampai saat ini, meskipun beberapa mediator telah terbukti berhubungan dengan depresi miokard, namun penyebab pasti timbulnya disfungsi sistem kardiovaskular terkait sepsis masih belum jelas. Oleh karena itu, studi mengenai disfungsi miokard pada sepsis masih terus menjadi fokus penelitian (Merx 2007). Mengingat beratnya dampak yang ditimbulkan oleh disfungsi kardiovaskular akibat sepsis, maka diperlukan pemahaman yang lebih mendalam baik mengenai mekanisme yang mendasari maupun karakteristik klinis disfungsi miokard terkait sepsis, sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan yang lebih optimal.
Naskah selengkapnya disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar