Sanggap Indra Sitompul, Budi S. Pikir
Gagal jantung telah dikenal sebagai masalah utama kesehatan masyarakat dan insidennya meningkat tajam pada negara-negara di seluruh dunia termasuk negara maju.
Prevalensi keseluruhan gagal jantung yang dikenali secara klinik kira-kira mencapai 3-20 kasus /1000 populasi, dan meningkat diatas seratus pada umur 65 tahun.
Secara luas telah diterima bahwa individu yang berkembang menjadi gagal jantung yang jelas (overt), sebelumnya mengalami fase disfungsi sistolik ventrikel kiri (LVSD) asimtomatik. Individu pada tingkat awal LVSD sebagian disebabkan mekanisme kompensasi yang melibatkan sistem saraf autonomik, neurohormon, dan perubahan pada struktur dan fungsi jantung.
Berdasarkan survei besar di Britania (Galsgow dan Midland Barat) dengan menggunakan ekokardiografi tahun 1990, didapatkan prevalensi gangguan kontraksi ventrikel kiri sebesar 2,9 %, di Midland Barat mencapai 1,8 % pada subyek diatas 45 tahun, sedangkan prevalensi disfungsi ventrikel kiri asimtomatik pada pria usia antara 45- 54 tahun mencapai tiga kali lebih tinggi dari pada simtomatik.
Kemajuan belakangan ini membuat pengenalan awal gagal jantung meningkat, seperti pengobatan terbaru untuk memperbaiki gejala maupun mutu hidup, mengurangi laju masuk rumah sakit, memperlambat tingkat keparahan penyakit, dan memperbaiki kelangsungan hidup.
Topik ini sangat menarik dibicarakan antara lain karena berdasarkan banyak penelitian menunjukkan lebih dari 50 persen penderita mengalami LVSD tanpa gagal jantung kongestif, sehingga pengenalan penderita-penderita tersebut dapat mengurangi insiden gagal jantung kongestif. Tulisan berikut menampilkan definisi, prevalensi, etiologi, patofisiologi, diagnosis, pengobatan dan prognosis.
Naskah lengkap disini