Penyakit jantung koroner menjadi penyakit dengan angka mortalitas dan morbiditas tertinggi di dunia. Sebagian besar penderita tersebut membutuhkan revaskularisasi akibat angina berulang. Percutaneous coronary intervention (PCI) dan Coronary artery bypass graft (CABG) adalah teknik universal yang diterapkan hampir semua pasien. Implantasi aortokoroner saphenous vein grafts (SVG) pertama kali dilakukan oleh oleh Garrets dkk pada tahun 1967 dan sekarang telah dipakai secara luas untuk pintas koroner pada revaskularisasi pembedahan. Kemajuan pembedahan ini mampu efektif untuk pengobatan angina yang membandel dan juga memperbaiki prognosis baik jangka pendek maupun jangka lama penderita penyakit jantung iskemia. Ironisnya, perbaikan yang dramatis ini dapat diperoleh dengan SVG tetapi keuntungan ini tidak bertahan lama karena terjadinya proses ateroseklerosis yang cepat pada SVG. Selama tahun pertama setelah CABG sekitar 15% SVG mengalami pembuntuan, antara 1-6 tahun graft mengalami penyempitan 1-2% pertahun, dan antara 6-10 tahun 4 % pertahun. Sepuluh tahun setelah CABG hanya 60% graft yang patent dan hanya 50% graft yang signifikan tidak mengalami stenosis
Naskah lengkap disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar