Abraham Ahmad AF, Mochammad Thaha
Insufisiensi ginjal merupakan komorbid yang sering ditemukan dan membahayakan bagi pasien gagal jantung. Dua keadaan ini bila terjadi pada pasien yang sama akan mempunyai prognosis yang jelek (McAlister, 2004; Heywood, 2004). Dan lebih dari 30% pasien gagal jantung terjadi disfungsi ginjal (Geisberg, 2006).
Sementara itu, penyakit kardiovaskuler merupakan suatu masalah pada penyakit ginjal kronik (PGK) atau Chronic Kidney Disease (CKD). Sekitar 43,6% penyebab kematian pada gagal ginjal terminal atau End Stage Kidney Disease (ESKD) disebabkan karena penyakit jantung dan angka mortalitasnya lebih dari 10 kali dibandingkan dengan populasi umum. Pada ESKD, prevalensi Left Ventricular Hiperthrophy (LVH) dan Coronary Artery Disease (CAD) sekitar 40 – 75 %. Separuh jumlah penderita ESKD akan mengalami infark miokard dalam 2 tahun sejak dimulainya terapi dialisis dengan angka mortalitas yang tinggi (Bongartz, 2005).
Beberapa fakta di atas menunjukkan adanya interaksi antara penyakit kardiovaskuler dan penyakit ginjal yang lebih dikenal dengan sindroma kardiorenal atau Cardiorenal Syndrome (CRS). Banyak hal tentang sindroma kardiorenal yang masih belum terungkap jelas, antara lain definisi, patofisiologi serta penatalaksanaan yang tepat pada sindroma ini. Karena itu pada makalah ini akan dibahas mengenai sindroma kardiorenal, definisi, beberapa faktor yang berperan dalam patofisiologi sindroma ini, klasifikasi serta penatalaksanaannya.