Sanggap Indra Sitompul, Iswanto Pratanu
Kehilangan waktu tidur merupakan cermin perubahan gaya hidup pada masyarakat modern (Eguchi K et al, 2008), dengan bukti yang menunjukkan bahwa waktu tidur kita rata-rata hanya 6.9 jam setiap malam pada hari kerja (National Sleep Foundation, 2011), dan terjadi pengurangan waktu tidur antara 1.3 sampai 1.5 jam dibandingkan beberapa tahun sebelumnya (Bonnet MH, Arand DL, 1995). Fakta lain menyebutkan durasi tidur yang tidak adekuat ini meningkat pada hari kerja (42 persen) dan berkurang menjadi setengahnya pada saat hari libur (National Sleep Foundation, 2011).
Durasi tidur yang adekuat merupakan hal penting karena tidur yang terpotong (fragmentasi) maupun kehilangan waktu tidur berkaitan dengan berbagai gangguan kesehatan dan dapat mengurangi kualitas hidup (Groeger JA et al, 2004; Eguchi K et al, 2008). Bahkan resiko penyakit kardiovaskular dapat meningkat 4.4 kali pada orang-orang berdurasi tidur pendek yang tidak mengalami penurunan tekanan darah sistole di malam hari (Eguchi K et al, 2008).
Selain gangguan durasi tidur pendek terdapat juga durasi tidur panjang, keduanya dapat meningkatkan insiden diabetes (Yaggi et al, 2006), hipertensi (Gangswich et al, 2006), obesitas, dan penyakit jantung koroner, yang mana mekanisme hubungan ini tidak sepenuhnya dipahami (Cappuccio FP et al, 2011).
Durasi tidur 8 jam umumnya diterima sebagai waktu untuk tidur malam yang baik dan menyehatkan (Journal Watch, 2009). Kondisi di negara barat, seperti di Inggris dan Amerika menunjukkan bahwa tidur pendek berhubungan dengan status tidak menikah, berat badan berlebih, kondisi kesehatan yang tidak baik, sedangkan waktu tidur panjang menggambarkan kejadian morbiditas (Stranges S et al, 2008), penelitian di Asia seperti di Singapura kondisi tidur pendek dan panjang berhubungan antara lain dengan usia lebih tua, perokok, peminum alkohol, dan Index Massa Tubuh (IMT) yang tinggi, makanan rendah buah dan sayur (Shankar A et al, 2008).
Mengingat besarnya peranan durasi tidur terhadap perkembangan penyakit kardiovaskular maka berikut ini kami akan menjelaskan fisiologi tidur, mekanisme dan bukti hubungannya dengan penyakit kardiovaskular yang berdasarkan pada berbagai literatur.
Naskah lengkap disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar