Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi kemajuan besar dalam penggunaan teknik intervensi kateterisasi pada penatalaksanaan kelainan-kelainan katup jantung misalnya percutaneous valve replacement.. Salah satu faktor pendorong kemajuan ini adalah tindakan koreksi berupa operasi jantung terbuka pada penderita-penderita kelainan jantung bawaan. Tetralogy of Fallot merupakan penyakit jantung bawaan sianotik yang paling sering dijumpai dengan prevalensi sekitar 10%. Saat ini banyak sekali penderita TOF yang mencapai usia dewasa terutama yang telah mengalami total koreksi berupa penutupan VSD, pelebaran RVOT dengan cara reseksi otot infundibular subpulmonal dan pelebaran stenosis pulmonal. Penutupan area yang terbuka saat melakukan pelebaran RVOT dilakukan dengan penempatan patch dari pericardnya sendiri, namun tindakan ini dapat menimbulkan sekuel di kemudian hari berupa kondisi aneurismatik, disamping itu terdapat korelasi antara ukuran patch dengan derajat keparahan dari regurgitasi pulmonal yang terjadi. (Feldman, 2006; Boenhoeffer 2000) Hal ini juga terjadi di RSUD Dr Soetomo Surabaya dimana hampir seluruh penderita paska koreksi bedah TOF terjadi sekuel regurgitasi pulmonal.
Kondisi ini menempatkan kardiolog pada posisi yang sulit saat penderita paska repair TOF menginjak usia dewasa karena kelainan regurgitasi pulmonal menimbulkan resiko untuk tindakan reoperasi. Sehingga dipikirkan tindakan non bedah untuk mengatasi sekuel ini dan sejak tahun 2000 berkembanglah berbagai penelitian intervensi perkutan dalam upaya mengatasi problem tersebut (Boenhoeffer,2000).
Naskah lengkap disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar