10 Desember 2009

Resistensi Aspirin dan Clopidogrel

Achmad Yusri, Yudi Her Oktaviono

Aspirin dan clopidogrel telah lama dipakai sebagai tatalaksana penderita sindrom koroner akut (SKA ), stroke infark dan pasien-pasien yang menjalani PTCA. Obat-obat yang bekerja menekan agregasi platelet terbukti memberi manfaat dalam menurunkan kejadian kardiovaskuler baru maupun ulangan, angka morbiditas dan mortalitas. Beberapa studi bahkan menunjukkan manfaat yang lebih besar apabila kedua terapi ini diberikan secara bersamaan terutama pada penderita dengan sindrom koroner akut dan yang menjalani ’percutaneous coronary intervention’ ( PCI ).
Meskipun aspirin dan clopidogrel memiliki manfaat dalam menurunkan kejadian kardiovaskuler namun kejadian kardiovaskuler masih sering terjadi pada penderita yang menerima dua terapi di atas. Hal ini disebabkan karena proses agregasi dari trombosit melibatkan banyak jalur, selain jalur thromboxan A2 dan ADP yang dihambat oleh aspirin dan clopidogrel, disamping faktor-faktor lain yang mempengaruhi efektifitas ke dua obat tersebut. Kegagalan dari aspirin maupun clopidogrel dalam mencegah kejadian kardiovaskular inilah yang didefinisikan sebagai resistensi aspirin dan clopidogrel.
Tingginya kejadian akut dan sub akut stent thrombosis, serta SKA paska pemberian dual antiplatelet ( aspirin-clopidogrel ) telah menjadikan isu tentang resistensi aspirin dan clopidogrel menjadi suatu tantangan global bagi para klinisi dalam menciptakan strategi yang ideal dalam tata laksana PJK
Naskah lengkap disini

Tidak ada komentar:

Media Edukasi dan Silaturahmi Alumni & PPDS Kardiologi Unair

Non Scholae Sad Vitae

Google
WWW Blog ini