14 Desember 2009

ATRIAL FLUTTER: Mechanisms, Clinical Features and Current Management

Joeristanti Soelistyaningroem, Budi Baktijasa

Atrial flutter (AFL) adalah takiaritmia atrial yang sering terjadi, kedua terbanyak setelah atrial fibrilasi. Meskipun aritmia ini diketahui sejak tahun 1911 oleh Jolly dan Ritchie, mekanismenya sangat sedikit diketahui, dan diagnosis serta manajemen atrial flutter telah berubah sedikit demi sedikit selama beberapa tahun. Atrial flutter terjadi pada sekitar 88 kasus pada 100.000 penderita baru setiap tahunnya, di Amerika Serikat didapatkan 200.000 penderita dengan atrial flutter setiap tahun. Pada beberapa review ECG secara serial di rumahsakit, dilaporkan insidens atrial flutter 1 diantara 238 penderita dan kecenderungan meningkat menjadi 1 diantara 81 penderita, tersering pada laki-laki dengan perbandingan laki-laki : wanita sebanyak 4,7:1. 1,2
Awalnya mekanisme atrial flutter diduga berupa single focus firing rapidly atau beberapa bentuk reentry. Kemudian dengan berkembangnya teknik endocardial mapping dapat memperjelas mekanisme elektrofisiologi aritmia ini . Puech dkk (1970) melaporkan siklus atrial flutter merupakan aktivasi menyeluruh dalam atrium kanan. Hal ini ditunjang oleh penelitian Waldo dkk (1977) yang melaporkan adanya mekanisme reentry pada area atrium yang besar. Atrial flutter didiagnosis melalui elektrokardiogram (EKG), Lewis (1913) melaporkan gambaran klasik EKG adanya sawtooth pattern dengan defleksi negatif gelombang atrial (gelombang P) yang terlihat pada lead II dan III, dengan kecepatan atrial 240-400 x/m.3,4,5,6,7
Pada umumnya atrial flutter adalah paroksismal, dan sangat bervariasi dalam durasinya, bisa dalam hitungan jam sampai hari. Jarang terjadi atrial flutter yang persisten (stabil dan kronis), karena biasanya berubah menjadi irama sinus atau atrial fibrillasi baik secara spontan maupun dengan medikamentosa. Aritmia ini dapat terjadi pada kondisi struktur atrium yang normal maupun abnormal. Beberapa kondisi yang berhubungan dengan atrial flutter adalah penyakit jantung katup mitral maupun trikuspid, thyrotoxicosis, paska repair penyakit jantung congenital, serta cronic obstructive pulmonary disease (COPD). Atrial flutter sering berhubungan dengan atrial fibrillasi, dapat terjadi secara bersama pada satu penderita, dan iramanya bisa berubah-ubah antara flutter dan fibrillasi. 

Naskah lengkap disini

Tidak ada komentar:

Media Edukasi dan Silaturahmi Alumni & PPDS Kardiologi Unair

Non Scholae Sad Vitae

Google
WWW Blog ini