Kardiomiopati dilatasi atau Dilated Cardiomyopathy (DCM) merupakan kasus kardiomiopati yang terbanyak dibanding tipe kardomiopati lainnya, dengan karakteristik meningkatnya massa dan volume dari miokard, sehingga dinding miokard ini menjadi tipis dan tegang yang mengakibatkan terganggunya fungsi dari ventrikel kiri (LV). Kardiomiopati ini merupakan tahap evolusi terakhir dari beberapa penyakit jantung, dan merupakan sindroma klinis yang tersering dari gagal jantung. Kondisi ini merupakan problem klinis yang penting karena mempunyai angka morbiditas, mortalitas, serta rehospitalisasi yang tinggi. 1,2,3
Di Amerika Serikat didapatkan 2 juta kasus gagal jantung kongestif dengan menurunnya ejection fraction dari ventrikel kiri, dengan presentasi klinis DCM. Dilaporkan insidens penyakit ini sekitar 5-8 kasus/100.000 populasi/tahun, dan kecenderungannya akan semakin bertambah, bisa terjadi pada semua usia, tetapi yang tersering terjadi pada laki-laki usia 20-50 tahun. Angka mortalitasnya sekitar 50% dalam 5 tahun, dan 19% diantaranya mengalami hospitalisasi dalam 1 tahun sejak didiagnosa sebagai kardomiopati dilatasi.1,2,3
Penyebab terjadinya kardiomiopati dilatasi sangat beragam, di Amerika serikat, penyebab tersering adalah sekunder akibat penyakit jantung koroner, hipertensi dan penyakit jantung katup. Sedangkan faktor keturunan (familial) diidentifikasi sekitar 25-35%. Penyebab yang lain adalah alcohol-induced cardiomyopathy, peripartum cardiomyopathy, hemokromatosis, anemia kronis, non-compaction cardiomyopathy, adriamycin toxicity, sarkoidosis and miokarditis akibat virus. Jika kelainan patologi ini tidak teridentifikasi, maka disebut sebadai idiopathic dilated cardiomyopathy (iDCM)
Naskah lengkap disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar